Wisata  

Lembu Putih Hewan Sakral Ke Desa Taro, Tidak Disembelih, Tidak Diperjualbelikan



Gianyar

Lembu putih menjadi salah satu warisan sejarah yang ada Ke Desa Taro. Hewan itu Dikatakan sebagai ‘duwe’ dan disucikan Dari Kelompok setempat.

Desa Taro adalah salah satu desa wisata Ke Pulau Dewata yang berprinsip ‘An Eco Spiritual Destination’. Untuk mendukung Ketahanan lingkungan, Desa Wisata Taro Memiliki banyak kawasan konservasi.

Salah satunya adalah Konservasi Lembu Putih, lembu itu sangat disakralkan Dari Kelompok Desa Taro. Keberadaan Lembu Putih itu dikaitkan Bersama kedatangan Ida Maha Rsi Markandeya Ke abad Hingga tujuh. Dia pendiri Desa Taro.

“Dahulu lembu putih itu dilepas Ke Desa Taro, bisa masuk Hingga Tempattinggal warga. Tapi tahun 2011 sudah mulai kita konservasi Lantaran banyak yang Hingga desa tetangga, Karena Itu agar lebih mudah Menyimak jumlahnya akhirnya kita konservasi,” kata I Wayan Gede Ardika, pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Taro.

Lembu putih itu disucikan Dari Kelompok setempat sebagai simbolisasi kehadiran Dewa Siwa. Lembu putih dipercaya sebagai kendaraan suci Dewa Siwa.

Uniknya lagi, Ke Desa Taro, lembu putih betina dipanggil Ida Ayu dan yang jantan dipanggil Bersama Ida Bagus. Pada ini, terdapat 56 ekor lembu putih yang dikonservasi Dari Desa Taro.

“Kawasan konservasi lembu putih itu tahun 2019 sudah dikembangkan Karena Itu objek wisata. Ke Desa Taro sudah ada 56 ekor lembu putih. Biasanya kalau ada yang mati pasti juga ada yang lahir. Kalau yang betina itu dipanggil Ida Ayu dan yang jantan dipanggil Ida Bagus,” kata Ardika.

Menurut Ardika, lembu putih yang ada Ke Desa Taro tidak boleh disembelih, tidak boleh diperjualbelikan, dan tidak boleh dikonsumsi. Lembu putih yang dikonservasi hanya khusus Bagi upacara keagamaan seperti Mepurwa Daksina dan Memineh Empehan Lembu.

Ke kawasan konservasi lembu putih juga terdapat konservasi beberapa tanaman Terapi dan tanaman yang biasa digunakan Bagi kegiatan upacara agama Hindu.


“Kita juga melakukan konservasi Bagi tanaman Terapi, tanaman langka, dan tanaman upacara. Ada juga konservasi berbagai jenis pisang,” kata dia.

Tidak hanya lembu putihnya yang disakralkan, tetapi beberapa unsur hewan ini seperti kotoran, urin, susu, dan air mata lembu putih itu disakralkan. Hasil Bersama lembu putih itu dijadikan sarana upacara maupun terapi Terapi herbal/non medis.

Lembu putih Ke Desa Wisata Taro, Gianyar, Bali (Ni Made Nami Krisnayanti/detikcom)

“Kita punya produk Bio Taro, yaitu produk olahan Bersama kotoran lembu putih, bisa digunakan Bagi pupuk atau pestisida alami. Kita ada produk biogas Bersama kotoran lembu putih juga, ada briket yang digunakan Bagi pupuk,” kata Ardika.

Traveler yang Untuk berkunjung Hingga Desa Wisata Taro wajib mencoba berkunjung Hingga kawasan konservasi yang satu ini. Terdapat beberapa Karya Menarik Perhatian, seperti perkemahan, memberi makan Lembu Putih, outbound, dan outing. Terdapat juga wisata Pelatihan berbagai jenis tanaman.

Ke Di Itu, juga terdapat taman ruang terbuka hijau yang sangat luas dan asri serta areal bermain anak-anak, bale bengong dan wantilan serbaguna. Bagi masuk Hingga kawasan konservasi ini, traveler dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 per orangnya.

Jika traveler tertarik Bagi outbound, traveler dikenakan biaya sebesar Rp 150.000 per orang, sudah termasuk pemandu, makan siang, dan berbagai peralatan lainnya.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Lembu Putih Hewan Sakral Ke Desa Taro, Tidak Disembelih, Tidak Diperjualbelikan