Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Di Mei 2024 terjadi deflasi pertama Dari Agustus 2023. FOTO/dok.SINDOnews
Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, secara year on year terjadi Fluktuasi Harga sebesar 2,84 persen dan secara tahun kalender terjadi Fluktuasi Harga 1,16 persen.
“Deflasi bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi pertama Sesudah deflasi terakhir kali terjadi Di Agustus 2023,” ujarnya Di konferensi pers hari ini, Senin (3/6/2024).
Baca Juga: Perdagangan Keluar Negeri RI Anjlok 12,97% Di April 2024, Ini Sebabnya
Menurutnya, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah Minuman, minuman dan tembakau Di deflasi sebesar 0,29 persen dan Menyediakan andil deflasi sebesar 0,08 persen.
Adapun Produk Internasional penyumbang utama deflasi adalah beras, Di andil deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar Di andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen serta tomat dan cabai rawit Di andil deflasi masing-masing 0,02 persen.
Menurut dia, Produk Internasional lainnya yang juga Menyediakan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota Di andil deflasi 0,03 persen, tarif angkutan udara Di andil deflasi 0,02 persen serta tarif kereta api Di andil deflasi 0,01 persen.
“Samping Itu terdapat juga Produk Internasional yang Menyediakan andil Fluktuasi Harga Di lain emas Perhiasan, bawang merah dan cabai merah Di andil Fluktuasi Harga masing-masing 0,05 persen,” imbuhnya.
Baca Juga: Surplus USD3,56 M, Neraca Perdagangan RI April 2024 Jaga Gaya Positif 4 Tahun Beruntun
Dia menyebutkan sebaran Fluktuasi Harga bulanan berdasarkan Area, dimana 24 Di 28 provinsi Merasakan Fluktuasi Harga, sedangkan 14 lainnya Merasakan deflasi. Ia bilang, Fluktuasi Harga tertinggi sebesar 2 persen terjadi Di Papua Selatan Sambil Itu deflasi terdalam terjadi Di Banten sebesar 0,52 persen.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Di Luar Dugaan, RI Alami Deflasi Pertama Dari Agustus 2023