Wisata  

Warung Sederhana Ke Ditengah Sawah Dari Sebab Itu Magnet WIsatawan

Bandung

Apa jadinya sebuah warung sederhana Ke Ditengah hamparan sawah bisa menjadi jantung kehidupan warga, magnet Bagi wisatawan, sekaligus ruang belajar Bagi mahasiswa peneliti?

Ke Warung Biloeng, Desa Cibodas, semuanya itu menjadi nyata. Ke sinilah tawa bercampur ide, aroma Minuman Kafein menguar bersama cerita, dan setiap sudut bangunan kecil itu menyimpan kisah tentang ekowisata, ekonomi sirkular, Perkembangan, serta komunitas yang hidup.

Warung Biloeng berada Ke kawasan Ekowisata Laboratorium Hidup Citarik, lahir Di inisiatif pemerintah desa dan Dukungan Universitas Indonesia (UI) Di tahun 2020.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dahulu, kawasan Bilung yang rimbun dan sepi Disorot rawan kejahatan. Tetapi pemerintah desa melihat lebih Di sekadar ketakutan itu, mereka Menyita potensi alam yang indah dan bertekad mengubahnya menjadi destinasi wisata ramah lingkungan.

“Dulu Ke tahun 2020, Bilung itu gelap, banyak sampah, Justru rawan tindak kejahatan. Lalu desa berinisiatif mengubahnya Dari Sebab Itu kawasan ekowisata kecil-kecilan,” ujar Iwan Setiawan, Kasi Pelayanan sekaligus pengurus Warung Biloeng.

Perjalanan Warung Biloeng yang Dari Sebab Itu Ikon Desa Cibodas Awalnya, Desa Cibodas membangun Warung Kuning yang dikelola karang taruna. Seiring berkembangnya Prototipe ekowisata, Universitas Indonesia membantu Menyusun dua warung tambahan: Warung Pink dan Warung Hijau.

Kini, ketiga warung itu bukan sekadar tempat makan, tapi juga Pada Di sistem ekonomi berkelanjutan. Sebagian laba digunakan Sebagai menggaji pengelola TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang berada Ke kawasan ini.

Prototipe ini Sesudah Itu dikenal sebagai sirkular ekonomi desa, yang menjadi contoh Bagi banyak kampus dan lembaga Studi. Mahasiswa Di UI dan UNPAD pernah melakukan Kajian tentang pengelolaan ekowisata, pemberdayaan Kelompok, dan ekonomi kreatif Ke kawasan ini.

Lebih Hidup dan Ramai

Seiring kawasan ini ditata, Karya warga dan kunjungan wisatawan Meresahkan drastis. Suasana yang dulu sepi kini berganti canda tawa pengunjung Di berbagai Lokasi.

“Sekarang setiap hari selalu ada tamu. Kadang lebih Di 60 orang per hari, apalagi Sabtu-Minggu bisa ratusan,” ujar Iwan.

Warung Biloeng kini menjadi titik singgah Kandidatteratas para pesepeda, petani yang beristirahat sejenak, serta ibu-ibu yang rutin Melakukan arisan Ke bawah rindangnya pepohonan Disekitar. Salah satu penjual pun mengaku bersyukur Lantaran dagangannya jauh lebih laris.

“Dulu saya jualan Ke pinggir jalan, kadang sepi. Tapi Dari Ke sini, banyak pengunjung yang mampir. Rezekinya lebih lancar,” tuturnya sambil tersenyum.

Disambut Hangat Dari Warga Kehadiran Warung Biloeng juga disambut positif Dari Kelompok Disekitar. Selain membuka lapangan kerja, kawasan ini membuat lingkungan lebih tertata dan aman.

Warga aktif menjaga kebersihan dan membantu pengunjung. Tak heran, setiap kegiatan sosial seperti workshop lingkungan atau pelatihan penanaman hanjeli selalu disambut antusias.

“Dulu kita adakan workshop 3 kali, tanya warga setuju atau enggak kalau dijadikan ekowisata. Ternyata semuanya mendukung,” tambah Iwan.

Laboratorium Hidup Ke Ditengah Sawah Kini, Warung Biloeng tak hanya Dari Sebab Itu tempat bersantai dan ngopi. Ia menjadi laboratorium hidup, tempat belajar tentang kemandirian desa, kolaborasi kampus, dan peran Kelompok Untuk menjaga lingkungan.

Mahasiswa yang datang meneliti Prototipe ekonomi hijau dan sirkular ekonomi sering menjadikan kawasan Citarik sebagai proyek Kajian kolaboratif.

Ke Didepan, Iwan berharap Pembaruan ekowisata terus meluas Di mengintegrasikan potensi Pertanian Disekitar, Supaya manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak warga.

“Harapannya, Citarik ini makin maju. Lantaran Area kita Pertanian, kita juga ingin sektor itu ikut dikembangkan,” ujarnya.

Di cangkir-cangkir Minuman Kafein yang diseduh Di ikhlas hingga tawa warga yang menular, Warung Biloeng mengingatkan kita bahwa perubahan besar sering lahir Di hal-hal kecil yang dijalani bersama, dan bahwa Perkembangan bisa tumbuh Ke tempat yang paling sederhana sekalipun.

—-

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom, anda juga bisa mengirim cerita perjalanan Anda Lewat tautan ini.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Warung Sederhana Ke Ditengah Sawah Dari Sebab Itu Magnet WIsatawan