Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah video viral Ke Instagram menampilkan seorang penumpang menegur pengemudi taksi online Sebab menyetel Kelajuan kipas (blower) AC Kendaraan Pribadi Di Tren paling tinggi.
Perdebatan pun terjadi Antara penumpang dan sopir tersebut. Menurut penumpang, putaran kipas tertinggi justru tidak Akansegera mendinginkan interior, melainkan hanya semburan angin yang kuat.
Lantas bagaimana mana yang benar? Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghidupkan AC Kendaraan Pribadi Didalam Kelajuan kipas paling tinggi ternyata memang belum tentu membuat udara Ke kabin terasa lebih dingin. Justru Di banyak Perkara Pidana Hukum, embusan angin yang keluar cenderung kurang sejuk dibandingkan jika kipas diatur Ke level rendah atau Lagi.
Evaporator yang berfungsi mendinginkan
Sejumlah pengemudi mengira Lebihterus kencang embusan udara, maka suhu udara yang keluar Didalam blower juga Akansegera Lebihterus dingin. Padahal, blower atau kipas bukan komponen utama yang menentukan suhu, melainkan hanya bertugas mengalirkan udara Ke Di kabin.
Komponen yang paling menentukan dingin tidaknya hembusan AC justru adalah evaporator, atau disebut juga koil pendingin. Ke sinilah udara Didalam luar atau Di kabin disalurkan Sebagai didinginkan Sebelumnya dihembuskan lewat blower.
Cara kerjanya, freon (zat pendingin) yang telah dikompresi Dari kompresor Masuk Ke Di evaporator. Freon ini Memperoleh suhu yang sangat rendah, Pada udara Masuk melewati permukaan evaporator, panas Didalam udara tersebut diserap Dari freon, Agar udara yang keluar menjadi lebih sejuk.
Tren blower tinggi penyebab penyerapan panas Didalam udara tidak maksimal
Di Kelajuan tinggi, aliran udara Didalam blower terlalu cepat melewati evaporator atau koil pendingin. Dampaknya, udara tidak cukup lama bersentuhan Didalam permukaan dingin Sebagai menyerap suhu secara maksimal.
Lebihterus cepat udara melintas, Lebihterus sedikit panas yang bisa ditarik Didalam udara tersebut. Hasil akhirnya, suhu embusan udara cenderung lebih hangat dibandingkan Pada kipas disetel Di Kelajuan lebih pelan.
Tak hanya itu, proses dehumidifikasi atau penghilangan uap air juga bekerja lebih baik Pada kipas berputar lambat. Udara yang mengendap lebih lama Di koil Akansegera kehilangan lebih banyak kelembapan, Agar terasa lebih sejuk ketika mengenai kulit.
Efisiensi kerja kompresor juga turut dipengaruhi. Ke Tren kipas rendah, suhu Di kabin turun lebih stabil, memungkinkan kompresor bekerja Di durasi yang lebih efisien. Sebagai Gantinya, Ke Kelajuan tinggi, kompresor cenderung lebih sering menyala-mati (cycling), yang justru Mengurangi efektivitas pendinginan.
Artinya, sirkulasi udara yang terlalu cepat memang membuat kabin lebih cepat terasa ‘berangin’, tapi tidak selalu lebih dingin.
Sebagai Menyaksikan pendinginan optimal, disarankan mengatur Kelajuan kipas Ke tingkat rendah hingga Lagi. Pastikan AC berada Ke Tren Cool, bukan Fan atau Dry, dan rutin membersihkan filter serta koil pendingin Sebagai menjaga Prestasi.
(job/mik)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Viral Penumpang Tegur Sopir Soal Kipas AC Maksimal Belum Tentu Dingin