Bisnis  

Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp8.353 Triliun hingga Mei 2024

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah hingga akhir Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. Angka ini naik Rp14,59 triliun dibandingkan April 2024. Foto/Dok

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah hingga akhir Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. Angka ini naik Rp14,59 triliun dibandingkan April 2024 yang tercatat Rp8.338,43 triliun.

Begitupula jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, naik Rp565 triliun Untuk posisi Rp7.787,51 triliun.

Kendati demikian, Pejabat Tingginegara Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani mengklaim, rasio utang per akhir Mei 2024 yang mencapai 38,71 persen Di PDB itu tetap konsisten terjaga Ke bawah batas aman 60% PDB sesuai Perundang-Undangan Nomor 17/2003 tentang Keuangan Bangsa.

“Dan terus Menunjukkan Tren penurunan Untuk angka rasio utang Di PDB 2021 yang tercatat 40,74 persen, 2022 Ke 39,70 persen dan 2023 Ke 39,21 persen, serta lebih baik Untuk yang telah ditetapkan Melewati Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 Ke kisaran 40 persen,” jelasnya Untuk Literatur APBN KiTA.

Adapun mayoritas utang pemerintah berasal Untuk Untuk negeri Di proporsi 71,12%. Menurut Menkeu, hal ini selaras Di Aturan umum pembiayaan utang Sebagai mengoptimalkan sumber pembiayaan Untuk negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagau pelengkap.

Lalu berdasarkan instrumennya, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa SBN (Surat Berharga Bangsa) yang mencapai 87,96%. Pasar SBN yang efisien Berencana Meningkatkan daya Bertahan sistem keuangan Indonesia Di guncangan ekonomi dan pasar keuangan.

Menkeu menuturkan, Di Karya pembiayaan utang Melewati penerbitan SBN, pemerintah turut mendukung Pembuatan dan pendalaman pasar keuangan domestik. SBN turut menyediakan referensi Sebagai menentukan harga instrumen pasar keuangan lainnya dan digunakan Dari para pelaku pasar Sebagai
mengelola risiko suku bunga.

Berikutnya, guna Meningkatkan efisiensi pengelolaan utang Untuk jangka panjang, pemerintah terus Melakukanupaya mewujudkan pasar SBN domestik yang Untuk, aktif, dan likuid. Salah satu strateginya adalah Melewati Pembuatan berbagai instrumen SBN, termasuk pula Pembuatan SBN tematik berbasis lingkungan (Green Sukuk) dan Agenda Global (SDG Bond dan Blue Bond).

Peranan transformasi digital Untuk proses penerbitan dan penjualan SBN yang didukung Di sistem online juga tak kalah penting, mampu membuat pengadaan utang Melewati SBN menjadi Lebihterus efektif dan efisien, serta kredibel.

Terakhir, Menkeu menekankan bahwa pengelolaan portofolio utang berperan besar Untuk menjaga kesinambungan fiskal secara keseluruhan. “Karena Itu, pemerintah konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur Di menjaga risiko suku bunga, Kurs Matauang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal,” tutup Menkeu.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp8.353 Triliun hingga Mei 2024