Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengaku, penggunaan pembayaran atau transaksi digital Dari pelaku pasar Dan Menengah hingga ritel Ke Lokasi masih belum merata. Foto/Dok
Mujib menjelaskan, beberapa faktor pelaku pasar Ke Lokasi masih belum mau menggunakan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran. Pertama, pelaku pasar ritel Ke Lokasi Di ini masih didominasi Bersama generasi baby boomer atau X yang memilih tidak mau susah menggunakan Ilmu Pengetahuan QRIS yang perlu menggunakan Alat Lunak Ke smartphone.
“Karena Itu pelaku pasar Ke Lokasi masih jarang yang milenial. Orang-orang tua ini tidak mau ribet pakai Alat Lunak Ke smartphone. Mereka lebih memilih transaksi tunai. Anak-anak mereka jarang yang mau bantu Ke pasar,” kata Mujib, Kamis (11/7/2024).
Kedua, Mujib juga mendengar keluhan para pelaku pasar Ke Lokasi yang tidak suka Bersama proses settlement atau pencairan dana Bersama QRIS Di rekening yang butuh waktu 2 hari atau lebih.
“Pelaku pasar Ke Lokasi kurang cocok Bersama jeda waktu dulu Terbaru bisa tarik tunai Bersama pembayaran QRIS. Mereka itu mau dapat modal pagi, siang atau sore sudah bisa cair Sebagai belanja lagi. Kalau pakai QRIS kan enggak bisa langsung cair,” ucap Mujib.
Mujib mendengar belakangan Bank Indonesia (Lembagakeuanganpusat) Mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) QRIS Meningkatkan percepatan pencairan dana kepada pedagang (merchant). Proses penyelesaian ditargetkan bisa dilakukan Untuk H+0 atau Ke hari yang sama. Hal tersebut menurut Mujib bisa menjadi salah satu solusi agar pelaku pasar Ke Lokasi mau menggunakan QRIS.
Menurut Mujib, Di ini proses pencairan dana QRIS berbeda-beda tergantung PJP. Ada yang masuk Di rekening paling cepat 2 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja, hingga ada yang melakukannya hanya Ke Di hari kerja saja. Jika transaksi dilakukan Jumat, maka pencairan Terbaru bisa diambil hari Senin.
“Sosialisasi bank dan pemda Lokasi sudah jalan soal QRIS, cuma para pelaku pasar Ke Lokasi ini maunya pencairan uang atau settlement bisa langsung cepat, Lantaran butuh modal cepat juga kan buat belanja lagi,” katanya.
Terakhir Mujib juga mengatakan, pelaku pasar Ke Lokasi masih enggan ‘hijrah’ menggunakan QRIS Lantaran sering terkendala sinyal. Bukan hanya Ke Lokasi, Penghayatan pedagang Ke Jakarta saja masih sering terkendala sulit membayar lewat QRIS Lantaran sinyal yang buruk.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Transaksi Digital Ke Pasar Tradisional Masih Perlu Digenjot