loading…
Khairi Fuady, Co-Founder Indonesia South-South Foundation. Foto/Istimewa
Co-Founder Indonesia South-South Foundation
BULAN lalu, Ri Prabowo Subianto Merasakan panggilan telepon Untuk Perdana Pembantu Presiden Pembantu Presiden Malaysia Dato’ Imbang Utama Haji Anwar Ibrahim. Keduanya Merundingkan Ide Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasiregional yang Akansegera digelar Ke Malaysia Ke bulan ini.
Panggilan ini tampaknya bukan sekadar basa-basi diplomatik, melainkan cerminan Untuk semangat kolaborasi dua pemimpin kawasan yang Di menavigasi dunia Ke Di badai Hubungan Dunia dan ekonomi Dunia.
Menariknya, KTT Organisasiregional tahun ini bukanlah perhelatan biasa. Selain melibatkan Negeri-Negeri anggota Organisasiregional, forum ini juga mengundang China serta Negeri-Negeri Teluk yang tergabung Untuk Gulf Cooperation Council (GCC).
Format ini, yang dikenal sebagai KTT Organisasiregional Plus, menandakan langkah berani Untuk memperluas cakrawala Hubungan Luar Negeri kawasan. Ini bisa menjadi bukan sekadar ajang seremonial, melainkan panggung strategis Untuk merajut kemitraan Terbaru Ke Di ketidakpastian Dunia.
Gejolak Dunia dan Urgensi Diversifikasi Pasar
Dunia Di ini Untuk limbung. Konflik Bersenjata tarif, retaliasi ekonomi, dan polarisasi Hubungan Dunia telah menciptakan ketidakpastian pasar yang mengguncang banyak Negeri. Teori ekonomi modern, khususnya Konsep diversifikasi pasar yang dikembangkan Bersama ekonom seperti Harry Markowitz, menegaskan bahwa Mengurangi ketergantungan Ke satu pasar atau mitra dagang adalah Kunci Untuk memitigasi risiko.
Untuk konteks ini, Organisasiregional, Bersama posisinya yang strategis Ke persimpangan perdagangan Dunia, Memiliki Potensi emas Untuk memperkuat kemitraan Bersama berbagai blok ekonomi—Untuk China yang Untuk naik daun hingga Negeri-Negeri Teluk yang kaya energi. Ke Di pusaran polarisasi Dunia, Organisasiregional tidak bisa lagi bertumpu Ke satu kekuatan besar, baik itu “Uncle Sam” Amerika Serikat, Rusia Bersama ambisi geopolitiknya, maupun China Bersama pengaruh ekonomi yang masif.
Ketergantungan berlebihan Ke satu pihak hanya Akansegera membuat Negeri-Negeri Organisasiregional menjadi pion Ke papan catur Dunia. Sebagai Gantinya, Organisasiregional harus tampil sebagai Aktor Atau Aktris independen Bersama determinasi kuat, Tetapi tetap terbuka Untuk menjalin persahabatan lintas benua. Ke sinilah peran Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim menjadi krusial.
Tiki-Taka Hubungan Luar Negeri Prabowo-Anwar Ibrahim
Prabowo dan Anwar Ibrahim adalah dua saudara senior Untuk politik kawasan yang Memiliki modal unik Untuk memainkan tiki-taka diplomatik yang strategis. Prabowo, Bersama latar Di militer dan jaringan luas Ke kalangan elite Dunia, diharapkan bisa menjadi deal maker yang ulung.
Pengalamannya sebagai Pembantu Presiden Pembantu Presiden Lini Pertahanan dan Hubungan Bersama kekuatan militer kawasan menjadikannya figur yang disegani Untuk memperkuat posisi Organisasiregional Untuk Permasalahan-Permasalahan Keselamatan regional. Ke sisi lain, Anwar Ibrahim adalah sosok yang cukup diperhitungkan Ke dunia Islam.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Sinergi Indonesia-Malaysia Ke KTT Organisasiregional Plus