Selain Telepon Genggam, Mantan Satpam Dapat Foto dan Video Ria Ricis Tanpa Hijab Di CCTV Rumah

JAKARTA – Ria Ricis Mutakhir saja Merasakan pemerasan dan pengancaman Dari mantan satpamnya. Pelaku, berinisial AP mengancam Akansegera menyebarkan foto dan video pribadi Ricis yang tidak mengenakan hijab jika tidak diberikan uang sebesar Rp300 juta.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, AP Merasakan foto dan video pribadi Ria Ricis Di dua sumber. Pertama, Di rekaman CCTV Di Rumah sang Pembuat Konten Video Di ia masih bekerja sebagai satpam.

Kedua, Di Telepon Genggam yang diberikan ibu satu anak itu kepada AP Bagi keperluan pekerjaannya. “Pelaku ini benar adalah mantan security atau satpam Di rumahnya korban (Ria Ricis). Di mana dia Memutuskan dokumen pribadi ini? Di CCTV Rumah korban Di dia bekerja,” kata Ady Di Jakarta Di Rabu, 12 Juni 2024.

“Yang kedua Di handphone. Karena Itu Di bertugas sebagai security atau satpam, dikasih handphone sama korban Bagi dipakai bekerja. Akan Tetapi masih ada data-data pribadi Di sana,” sambungnya.

AP merekam Karya mantan istri Teuku Ryan itu Lewat CCTV dan Memutuskan foto dan video pribadinya Di Telepon Genggam yang diberikan. AP pun berhasil ditangkap Di kediamannya Di kawasan Cipayung, Jakarta Timur Di Selasa, 11 Juni 2024.

Di ini AP telah ditetapkan sebagai Dugaan Pelaku dan ditahan Di Rutan Polda Metro Jaya. “Sudah Karena Itu Dugaan Pelaku. (Langsung) dilakukan penahanan Di rutan Polda Metro Jaya,” jelas Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak beberapa waktu lalu.

Ade menyebut, AP dijerat Di Pasal 27B ayat (2) Jo Pasal 45 dan/ atau Pasal 30 ayat (2) jo Pasal 46 dan/ atau Pasal 32 ayat (1) jo Pasal 48 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

“Untuk Pasal 27B ayat (2) dipidana Di pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar. Untuk Pasal 30 ayat (2) dipidana Di pidana penjara paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak Rp700 juta,” ujar Ade.