Jakarta –
Kerusakan hutan Di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat mulai Menunjukkan dampak nyata. Sejumlah titik Di kawasan hutan itu dilaporkan gundul akibat hilangnya pohon-pohon besar yang menjaga struktur tanah.
detikTravel menghubungi Sukarelawan yang Memusatkan Perhatian Di kelestarian ekosistem Di Daerah tersebut, Rabu (10/12/2025). Menurut Founder Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Bernad T. Wahyu Wiryanta, mengatakan masih banyak Kelompok yang seolah acuh Didalam dampak yang Berencana disebabkan Untuk penebangan pohon Di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan meski beberapa pihak rajin Untuk menanam pohon-pohon Terbaru, tapi kalah telak Didalam praktik pembabatan hutan. Lantaran pohon yang ditanam butuh waktu yang lama Untuk menjadi pohon besar selayaknya pohon-pohon besar yang ada Di Pegunungan Sanggabuana.
“Nah ini hutanya masih hutan heterogen, hutan alami sebenarnya. Ya ada itu yang pohon-pohon rasamala, puspa yang diamaternya satu meter juga ditebang-tebangin itu,” katanya
“Teman-teman kan Di menanam pohon Di beberapa tahun setiap hari sampai ribuan pohon., tapi kalau masih ada oknum Kelompok yang nebangin ya bagaimana. Kita menanam, nunggu lima sampai 10 tahun sampai gede Sambil Itu pohon-pohon yang sudah puluhan tahun ditebang ya bagaimana,” lanjutnya Pada dihubungi itu.
Menurut data yang dikumpulkan lewat citra satelit, area tutupan pohon Di Sanggabuana terus menurun Dari 2022. Jika tidak segera ditangani, kerusakan ini Berpotensi Untuk menimbulkan bencana seperti yang terjadi Di beberapa Daerah Sumatera.
Pihaknya bersama Perhutani dan TNI AD Di ini aktif Menyimak kerusakan hutan Di Gunung Sanggabuana, banyak temuan-temuan kerusakan yang terjadi. Dari karenya ia sempat beberapa kali berkomunikasi Didalam pemerintah Lokasi Untuk bersama-sama menggalakkan upaya mitigasi agar potensi bencana Di Daerah Pegunungan Sanggabuana tidak terjadi.
“Pemkab Karawang itu Untuk 2023 juga kita ajak Untuk melakukan mitigasi bencana Di Sanggabuana dan Karawang Selatan cuma sampai sekarang tidak ada respons juga,” jelas Bernard.
Daripada menunggu kepastian yang tidak pasti, pihaknya terus Melakukanupaya Untuk menanggulangi kerusakan yang terjadi sedikit Untuk sedikit. Didalam Pemberian Untuk beberapa pihak lainnya.
“Kita sudah mulai petakan lahan-lahan yang mulai terjadi alih fungsi, terjadi degradasi gitu ya, kita tanpa berwacana langsung tanami aja, langsung kita rehabilitasi hutannya bareng Perhutani dan Kostrad. Karena Itu hanya kita bertiga saja, kalau tidak segera dilakukan tindakan (hanya) wacana saja yang Untuk tahun 2022 juga wacana saja,” katanya.
(upd/ddn)
`;
constructor() {
super()
this.attachShadow({ Gaya: “open” })
this.shadowRoot.innerHTML = TentangPenulis.html
}
async connectedCallback() {
if (elementType === ‘single’) return false;
const { default: Swiper } = await import(
”
);
this.SwiperClass = Swiper;
const swiperContainer = this.shadowRoot.querySelector(‘.mySwiper’);
new this.SwiperClass(swiperContainer, {
slidesPerView: 1,
spaceBetween: 18,
navigation: {
nextEl: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-button-next”),
prevEl: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-button-prev”),
},
pagination: {
el: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-pagination”),
clickable: true,
},
});
}
}
customElements.define(elementTemplate, TentangPenulis)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Potensi Bencana Gunung Sanggabuana: Rehabilitasi Hutan Kalah Cepat











