Nggak Asal FOMO, Marathon Wajib Training Biar ‘Happy Ending’

Jakarta

Banyaknya event Berlari marathon belakangan ini menjadi godaan tersendiri Untuk para pehobi Berlari Untuk ikut-ikutan menjajal kategori full marathon sejauh 42,195 km. Boleh-boleh saja FOMO (Fear of Missing Out), tapi persiapan yang matang dan terukur penting dilakukan agar bisa finish strong tanpa ‘drama’.

Seperti dilakukan Fachri (26), seorang karyawan swasta Ke Jakarta Selatan, yang Untuk pertama kalinya mengikuti lomba Berlari Full Marathon Ke BTN Jakarta International Marathon (Jakim) 2024, Minggu (23/6/2024). Meski punya basic endurance sebagai Manajer futsal yang lumayan Tantangan, pria yang akrab disapa Ai ini tetap merasa perlu Untuk Merencanakan diri Bersama serius Untuk ‘virgin marathon‘ kali ini.

“Untuk programnya sih aku biasain long run, kaya lebih Bersama 10 kilo,” kata Ai Untuk perbincangan Bersama detikcom, sesaat Sesudah finish Bersama catatan waktu yang cukup impresif, yakni 4 jam 36 menit.


Tantangannya jelas tidak mudah. Sebagai karyawan Ke sebuah media digital, pria asal Depok ini benar-benar harus cermat mengelola waktu agar bisa menyempatkan diri Untuk Pelatihan Berlari sekurang-kurangnya 2-3 kali long run Untuk sepekan.

“Intensitasnya nggak terlalu dipaksa sih, memang listen to your body saja,” tutur Ai.

Fachri, salah seorang finisher Full Marathon Ke BTN Jakim 2024. Foto: Uyung/detikHealth

Soal Trend Populer FOMO ikut-ikutan marathon, Ai memilih Untuk melihat sisi positifnya. Ia sendiri termotivasi Untuk menjajal nomor full marathon Lantaran ingin men-challenge diri sendiri, membuat target tertentu agar lebih rutin Untuk berlatih.

“Pada FOMO-nya baik, Berlari ini kan positif, menurut aku bagus-bagus aja ya. Asalkan memang tidak memaksakan diri, sesuai kapasitas saja,” katanya.

NEXT: Training yang terprogram

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Nggak Asal FOMO, Marathon Wajib Training Biar ‘Happy Ending’