Jakarta –
Terbaru-Terbaru ini Kelompok Lembang, Bandung, dan sekitarnya dilanda kekhawatiran akibat macan tutul yang lepas berkeliaran Di Daerah sana.
Macal tutuln yang awalnya dikarantina Di Lembang Park and Zoo itu kabur dan sampat Di ini masih Di pencarian. Macan tutul Jawa atau Panthera pardus melas berusia tiga tahun itu kabur disinyalir Sebab Merasakan stress.
Dan jika melihat secara luas tentang macan tutul Jawa ini, kini menyandang status terancam punah atau Endangered menurut daftar merah IUCN, dan menjadi satu-satunya kucing besar yang masih tersisa Di pulau terpadat Di Indonesia, Setelahnya harimau Jawa dinyatakan punah Sebelum beberapa dekade lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai predator puncak terakhir Di ekosistem Jawa, peran macan tutul sangat penting. Tetapi, nasibnya kini berada Di ujung tanduk akibat ancaman yang Lebih nyata, mulai Di perusakan habitat hingga konflik Di manusia.
Ditemukan 34 Ekor, Termasuk Varian Macan Kumbang
Sebelum Februari 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Yayasan SINTAS Indonesia Memperkenalkan survei nasional bertajuk Java-Wide Leopard Survey (JWLS). Langkah itu memanfaatkan Ilmu Pengetahuan Lensa jebak (camera trap) dan pengumpulan sampel feses Untuk melacak persebaran dan Penduduk Dunia macan tutul Jawa Di alam liar.
Hasil awal Di 7 Di total 21 bentang alam yang menjadi target, Membeberkan keberadaan 34 individu macan tutul Jawa-terdiri Di 11 jantan dan 23 betina. Menariknya, Di jumlah tersebut, 12 ekor merupakan macan kumbang yakni varian melanistik Di bulu hitam pekat yang membuat penampilannya Lebih misterius.
Laporan itu juga mencatat 126 Kegiatan satwa Di kawasan Raung-Ijen, termasuk feses macan tutul yang kini Lagi dianalisis DNA-nya Di laboratorium Universitas Gadjah Mada. Penduduk Dunia secara nasional diperkirakan berada Di angka Di 350 individu dewasa, tersebar Di sedikitnya 29 habitat, sebagian besar berada Di kawasan konservasi kecil dan terisolasi.
Meski jumlahnya terus menurun, macan tutul Jawa dikenal sebagai predator yang tangguh dan mampu Mengadaptasi Di berbagai jenis habitat. Mereka bisa hidup Di hutan primer, hutan sekunder, hingga kawasan perkebunan atau lahan campuran yang bersinggungan Di Kegiatan manusia. Sebagai predator generalis, mereka memangsa berbagai jenis hewan mulai Di tikus, ayam hutan, hingga rusa kecil.
Samping Itu, perilaku kawin mereka yang fleksibel memungkinkan mereka tetap bereproduksi meski Penduduk Dunia sangat terbatas. Inilah yang membuatnya mampu bertahan hingga hari ini, meski tekanan terus Meresahkan.
Tetapi, adaptasi saja tidak cukup. Macan tutul Jawa Berusaha Mengatasi serangkaian ancaman serius, mulai Di deforestasi besar-besaran terus menyusutkan habitat mereka.
Data Menunjukkan bahwa lebih Di 1.300 kilometer persegi hutan Di Jawa hilang hanya Di kurun waktu 20 tahun terakhir. Lalu, fragmentasi habitat yang menyebabkan Penduduk Dunia terisolasi satu sama lain, Supaya memperbesar risiko perkawinan sedarah (inbreeding) dan melemahkan kekuatan genetik.
Adapun konflik Di manusia pun kian sering terjadi. Alih fungsi lahan, perburuan, hingga penyerangan Hingga peternakan warga Merangsang konflik yang kerap berujung Di kematian satwa ini.
Berbagai upaya terus dilakukan Untuk menyelamatkan satwa ikonik ini. Dokumen Strategi dan Ide Aksi Massa Konservasi (SRAK) Macan Tutul Jawa 2016-2026 Di ini Lagi dievaluasi ulang agar tetap relevan Di Kebugaran terbaru Di lapangan.
Survei nasional JWLS Akansegera terus berjalan hingga awal tahun 2026 Untuk menghasilkan pemetaan yang lebih akurat Yang Terkait Di Penduduk Dunia dan Daerah jelajah mereka.
Di Di Yang Sama, Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Penduduk Dunia macan tutul diperkirakan berjumlah Di 24 individu Di area yang menjadi lokasi pengamatan intensif. Pelibatan Kelompok lokal menjadi salah satu Kunci Untuk menjaga keberadaan satwa ini Di alam bebas.
Tak hanya itu, pendekatan konservasi seperti penangkaran, Langkah pelepasliaran, hingga translokasi juga mulai dikaji sebagai opsi tambahan Untuk menjaga keberlangsungan Penduduk Dunia.
(upd/row)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Macan Tutul Jawa, Kucing Besar yang Misterius