Bisnis  

Kesadaran Pentingnya Asuransi Hingga Indonesia Masih Rendah, AAJI Ungkap Penyebabnya

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, kesadaran Komunitas Indonesia atas kepemilikan asuransi masih rendah sampai Di ini. Foto/Dok

JAKARTA – Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, kesadaran Komunitas Indonesia atas kepemilikan asuransi masih rendah sampai Di ini. Dia menyebutkan, banyak Kandidat nasabah asuransi yang masih menggunakan skema ‘wait and see’ Agar Belajar pentingnya asuransi tidak berpengaruh secara signifikan.

Togar menjelaskan, hal tersebut berdasarkan acuan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa tingkat penetrasi asuransi Hingga Indonesia Di tahun 2022 masih cukup rendah, yaitu Di level 2,27% apabila dibandingkan Bersama beberapa peer countries Hingga Organisasiregional.

Sejalan Bersama hal tersebut, tingkat densitas asuransi juga masih berada Di level yang belum optimal, yaitu Di akhir tahun 2022 Terbaru mencapai Rp1.923.380 per penduduk.

“Kesadaran Komunitas tentang pentingnya asuransi Hingga Indonesia, memang ini bisa diakui cukup rendah. Padahal Hingga Indonesia ini ada lebih Di 50-an perusahaan asuransi jiwa. Mestinya sih, dan jumlah agen 500 ribu lebih,” jelas Togar selepas konferensi pers Million Dollar Round Table (MDRT) Day Indonesia 2024 Hingga Jakarta, Senin (10/6/2024).

Togar menjelaskan, penurunan nasabah asuransi ini dikarenakan skema wait and see, yang selain dipengaruhi ketidakpastian ekonomi Dunia, penjualan asuransi Di ini mayoritas berasal Di penjualan via Konversi Digital.

“Banyak nasabah atau Kandidat nasabah yang wait and see. Lantaran situasi pemahaman Komunitas masih rendah. Lalu disuruh jual pakai digital, tidak mempan. Dia harus face to face. Karena Itu harus gunakan agen,” tutur Togar.

Sebagai itu, dia mengatakan penetrasi asuransi Hingga Indonesia masih harus dilakukan Melewati skema penjualan via agen secara tatap muka.

“Karena Itu penjualan Melewati digital menurut kami Bisa Jadi belum efektif. Bukan saya bilang belum ada, sudah ada, tapi enggak efektif. Lebih efektif pun gunakan agen atau bancassurance. Tapi kalau operasional dan sebagainya, itu semua sudah digital. Itu efisien banget sih,” jelas Togar.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kesadaran Pentingnya Asuransi Hingga Indonesia Masih Rendah, AAJI Ungkap Penyebabnya