Kemenperin mengklarifikasi soal keterlambatan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri bahan peledak yang dilakukan Pindad terkendala pertek. FOTO/Ilustrasi/SINDOnews
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, mengaku telah melakukan penelusuran permintaan rekomendasi Pembelian Barang Didalam Luar Negeri Didalam Pindad Ke Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) serta Di keluhan atas pelayanan publik yang diberikan Kemenperin, serta melakukan klarifikasi kepada PT Pindad.
“Didalam hasil penelusuran Kemenperin, ditemukan informasi berikut. Pertama, tidak ada permohonan Pertek (Untuk perizinan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri) bahan peledak Didalam PT Pindad (Persero) yang masuk Untuk SIINAs Kemenperin Ke bulan Maret-April 2024,” kata Febri, Ke Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
Menurut dia, berdasarkan Permendag 25 Tahun 2022, Permendag 36 Tahun 2023, Permendag 3 Tahun 2024, Permendag 7 Tahun 2024, dan Permendag 8 Tahun 2024 ditemukan bahwa perizinan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri, baik Pertek atau Rekomendasi Pembelian Barang Didalam Luar Negeri, Untuk bahan peledak Untuk industri komersial Didalam kode HS 2904, 2920, 2927, 2933, 3102, 3105, 3601, 3602, 3603, dan 3604 diterbitkan Didalam kementerian/lembaga lain dan bukan Didalam Kemenperin.
Dia menjelaskan Kemenperin telah menerbitkan 1.086 Pertek Yang Terkait Didalam Barang Dagangan Besi Atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya Ke periode tersebut. Tetapi, PI yang diterbitkan Didalam Kemendag Yang Terkait Didalam Didalam sejumlah pertek tersebut hanya sejumlah 821 PI.
“Kami juga telah melakukan penelusuran Ke peraturan perundang-undangan Yang Terkait Didalam Pembelian Barang Didalam Luar Negeri bahan peledak. Kami menyimpulkan Mendag telah keliru menyebutkan bahwa Kemenperin Yang Terkait Didalam Didalam tertahannya kontainer Pembelian Barang Didalam Luar Negeri bahan peledak PT Pindad Ke Pelabuhan adalah Lantaran lambat menerbitkan pertek Pembelian Barang Didalam Luar Negeri. Padahal penyebab tertahannya kontainer bahan peledak PT Pindad tersebut disebabkan Lantaran terlambat terbitnya Persetujuan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri (PI) Didalam Kemendag,” kata Febri.
Kemenperin justru menyampaikan agar Kemendag sebaiknya mencermati masalahnya sendiri, tentang lamanya waktu terbit PI Didalam Kemendag Di masa Aturan lartas diberlakukan Ke bulan Maret-Mei 2024. Kemenperin mempertanyakan mengapa justru PI Kemendag terbit lebih sedikit dan lebih lama Didalam terbitnya Pertek Kemenperin.
“Hal ini juga membuktikan bahwa penyebab menumpuknya kontainer berisi Barang Dagangan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri Ke Pelabuhan bukan disebabkan Didalam Pertek yang diterbitkan Kemenperin, melainkan Lantaran terlambat terbitnya PI Kemendag,” kata Febri, menyinggung masalah Sebelumnya Itu Di ribuan kontainer tertahan Ke pelabuhan.
Sebelumnya Itu, Pembantu Pemimpin Negara Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan menumpuknya kontainer Ke pelabuhan Petikemas menyebabkan keterlambatan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri bahan peledak yang dilakukan PT Pindad.
Zulhas mengaku Terbaru saja Memperoleh keluhan langsung Didalam Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, yang menyebabkan dia terlambat sampai Hingga agenda peluncuran Trade Expo Indonesia (TEI) Ke Auditorium Kemendag.
Dia menegaskan Mendag Zulhas dinilai tidak cermat Didalam Permendag-nya sendiri Yang Terkait Didalam perizinan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri bahan peledak. “Karenanya, Kemenperin menyayangkan pernyataan Kemendag tersebut,” tegas Febri.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kemenperin Sangkal Keterlambatan Pembelian Barang Didalam Luar Negeri Bahan Peledak Terkendala Pertek