Kemendukbangga Galang Sinergi Nasional Tanggulangi Kesenjangan Ekonomi Ekstrem dan Stunting Hingga NTT

Mendukbangga Wihaji Menyediakan keterangan kepada media seusai Diskusi koordinasi khusus Didalam Pemerintah Provinsi NTT dan kementerian/Lembaga Yang Berhubungan Didalam, Senin (13/1/2025). FOTO/IST

JAKARTA Kesenjangan Ekonomi ekstrem dan stunting masih menjadi tantangan utama Hingga Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase Kesenjangan Ekonomi Hingga NTT Di Maret 2024 tercatat sebesar 19,48%, menjadikannya salah satu Di tiga provinsi Didalam tingkat Kesenjangan Ekonomi tertinggi Hingga Indonesia. Di Itu, NTT juga Memperoleh prevalensi stunting tertinggi kedua Hingga Indonesia, mencapai angka 37%.

Sebagai mengatasi masalah ini, pemerintah Melewati Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menginisiasi Langkah kolaboratif lintas kementerian dan lembaga. Langkah ini sesuai Didalam Instruksi Kepala Negara (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kesenjangan Ekonomi Ekstrem dan Peraturan Kepala Negara (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Di Senin (13/1/2025), Kemendukbangga Melakukan Diskusi koordinasi khusus Didalam Pemerintah Provinsi NTT, Kementerian Keadaan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Desa dan Pembangunan Lokasi Tertinggal (Kemendes PDT), Kementerian Pembelajaran Tinggi, Sains, dan Ilmu Pengetahuan (Mendiktisaintek), Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta Badan Gizi Nasional (BGN). Dua perguruan tinggi, Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), juga dilibatkan Di upaya ini.

Mendukbangga Wihaji menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi. “Kolaborasi adalah kata Kunci Sebagai mengatasi persoalan Negeri. Sesuai arahan Kepala Negara, kami Berencana memanfaatkan data kependudukan secara optimal Di menangani stunting, khususnya Hingga NTT,” ujarnya.

Upaya penanggulangan Kesenjangan Ekonomi dan stunting Hingga NTT Berencana mengedepankan pendekatan berbasis data riil per keluarga. Di Itu, Langkah ini Berencana fokus Di penguatan ketahanan Ketahanan Pangan lokal Melewati diversifikasi Ketahanan Pangan seperti kelor, jagung, dan sorgum, serta pemberdayaan Usaha Kecil Menengah berbasis komunitas. “Diversifikasi Ketahanan Pangan dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Berencana menciptakan kemandirian ekonomi serta mendukung tema *No Poverty, No Hungry*,” tambah Wihaji.

Kemendukbangga bersama UB dan UMM juga Membuat inisiatif seperti intensifikasi Langkah Bangga Kencana, pendewasaan usia perkawinan (PUP), serta pengaturan jarak kelahiran. Sebagai mendukung ketahanan Ketahanan Pangan, direncanakan penanaman benih jagung Nusa Timore Hingga lahan 10.000 hektare setiap tahun, Pembaruan beras analog berbasis jagung dan sorgum, serta pembentukan klaster Usaha Kecil Menengah olahan Ketahanan Pangan lokal.

Sekretaris Kemendukbangga, Prof. Budi Setiyono, menekankan pentingnya langkah cepat dan kolaborasi lintas sektor. Lima Langkah quick wins yang diusung, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (Gate), Lansia Berdaya, dan Langkah Super Apps berbasis kecerdasan buatan, menjadi prioritas Di implementasi Langkah.

“Hingga Di, kita Berencana terus mengawal Langkah kolaboratif ini agar Menyediakan hasil nyata Untuk Komunitas NTT,” ujar Prof. Budi.

Melewati kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan Komunitas, diharapkan permasalahan Kesenjangan Ekonomi dan stunting Hingga NTT dapat diatasi secara berkelanjutan. Optimalisasi data demografi dan penguatan potensi lokal menjadi harapan Sebagai menciptakan masa Di yang lebih baik Untuk generasi mendatang.

(abd)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kemendukbangga Galang Sinergi Nasional Tanggulangi Kesenjangan Ekonomi Ekstrem dan Stunting Hingga NTT