Jakarta –
Traveler yang menyukai anime atau sinema Jepang pasti Berencana melihat adegan permintaan maaf yang begitu Di. Kenapa demikian?
‘Sumimasen’, yang diterjemahkan secara sederhana sebagai ungkapan penyesalan ‘maafkan saya’, acap kali terdengar Ke jalanan, Ke Di taksi, pusat perbelanjaan dan restoran, menggantikan ucapan ‘arigatou’ (terima kasih).
Ketika itu jarum jam menunjuk pukul 01:00 dini hari Ke Tokyo, dan kami mencoba masuk Hingga apartemen Didalam Kunci elektrik. Kami sempat tersesat ketika mencari lokasi penginapan, tetapi kami akhirnya tiba Ke lokasi tujuan yang kami yakin tidak meleset.
Ada Kunci Ke Di Wadah surat, tempat Bagi meletakkan Kunci, seperti yang dikatakan pemilik Tempattinggal. Didalam Sebab Itu, Di kode Kunci otomatis tak berfungsi, saya begitu mudahnya meraih Kunci manual dan membuka pintu, mirip yang dilakukan Artful Dodger, salah-satu karakter tukang copet Di novel Oliver Twist karya Charles Dickens.
Ke Di itu, Anda Mungkin Saja Berencana memastikan terlebih dulu, apakah benar itu ruangan yang Anda sewa. Akan Tetapi demikian, kami terlalu lelah akibat 12 jam penerbangan non-stop ditambah berganti-ganti kendaraan umum Didalam Narita Hingga Shinjuku.
Dan, Ke Di kami memasukkan Kunci Hingga lubangnya, pintu tiba-tiba terbuka lebar dan muncullah seorang perempuan Didalam gaun tidurnya serta putrinya Didalam tatapan bingung. Pasti ini bukan ruangan yang kami sewa.
Yang luar biasa, mereka tidak ketakutan melihat kami, lalu berteriak minta tolong, atau memanggil polisi. Di 20 menit berikutnya, justru mereka Melakukanlangkah-Langkah menolong Bagi menemukan alamat tujuan kami.
Ke Kuil Nezu Jepang (Foto: AP/Eugene Hoshiko)
|
Kami tak mampu berbahasa Jepang, dan mereka sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris, jadilah kami menggunakan bahasa isyarat. Dan ketika kami masih juga kesulitan menemukannya, mereka meminta maaf kepada kami-orang Asing, atau gaikokujin, yang Melakukanlangkah-Langkah masuk Hingga rumahnya tanpa ijin.
Ekspresi permintaan maaf orang-orang Jepang merupakan hal yang umum. Seringkali Disorot sebagai sikap tepat Bagi merendahkan diri, atau terburuk, semacam perasaan bersalah.
Dan, tentu saja, sebagai gaijin (orang Asing) Ke Jepang, permintaan maaf Ke negeri ini menyerupai Cara Hidup.
Permintaan maaf dapat diutarakan Didalam bahasa tubuh. Misalnya saja, meletakkan tangan Ke dahi dapat berarti meminta maaf atau memberi jalan kepada perempuan lansia Ke Di kerumunan orang.
Ada beberapa cara lainnya Bagi meminta maaf Ke Jepang. Setidaknya ada 20 cara, menurut BBC explainer. Perempuan Ke ruangan apartemen yang tadinya kami kira milik kami itu, menggunakan ‘gomen-nasai’ yang lebih formal, tetapi yang paling umum adalah ‘sumimasen’, yang merupakan kata paling berguna Pada perjalanan kami.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai ungkapan penyesalan ‘maafkan saya’, kata itu seringkali terdengar Ke jalanan, Ke Di taksi, pusat perbelanjaan dan restoran, menggantikan ‘arigatou’ (terima kasih).
Kata ini sering diterjemahkan menjadi suatu asumsi bahwa orang-orang Jepang meminta maaf Bagi mengesampingkan semua hal lain.
Bagaimanapun, menurut Laurie Inokuma, yang memperoleh gelar sarjana bahasa Jepang Didalam Univesitas Cornell, dan sudah bekerja Pada 15 tahun Ke maskapai Japan Airlines, itu tidaklah benar.
Gunung Fuji (Foto: Food and Wine)
|
‘Sumimasen’, misalnya, tidak selalu menggantikan ‘arigatou’-tetapi menjadi bagiannya.
“Hanya 10% Didalam ‘sumimasen’ merupakan permintaan maaf. 90% digunakan Bagi Menunjukkan rasa hormat, kesopanan, kejujuran,” katanya.
“Itu merupakan istilah sehari-hari. Ketika seseorang melakukan sesuatu Bagi Anda, membantu Anda keluar Didalam toko kelontong, atau menahan pintu, ‘ah, sumimasen’ merupakan tanggapan umum.”
Semudah mengatakan ‘terima kasih’, kata ‘maaf’, ‘sumimasen’ secara teratur digunakan Bagi mengakui masalah yang telah ditanggungkan seseorang Bagi Anda.
“Ada kerendahan hati Ke dalamnya; tergantung Ke situasinya, apakah itu permohonan maaf atau ucapan terima kasih,” kata Inokuma.
Erin Niimi Longhurst, penulis Bacaan Japonisme, yang berdarah Inggris-Jepang, yang menganggap betapa Kearifan Lokal Jepang dapat membantu menciptakan kehidupan yang lebih bijaksana, sependapat Didalam Inokuma.
“Ada Adat Istiadat Dunia permintaan maaf, tetapi ada juga Adat Istiadat Dunia terima kasih. Salah satu anekdot kesukaan saya adalah ketika bibi saya yang orang Inggris bertemu Didalam seorang perempuan Di sebuah konferensi, Lalu mengajaknya Hingga Peristiwa makan malam keluarga.
“Perempuan ini tiba dan membawa hadiah kecil berbungkus cantik yang diberikan kepada kami, semua Didalam Jepang. Malahan ada hadiah Bagi adik-adik saya yang masih kecil. Dia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya Berencana diundang makan malam ini, tetapi tetap membawa berbagai hadiah, Bagi berjaga-jaga. Benar-benar luar biasa.”
Trophy Dunia 2018 Ke Rusia ini adalah contoh tingkat kesopanan yang lebih tinggi lagi: ketika Regu sepak bola Jepang kalah Di laga terakhir, Unjuk Rasa mereka menjadi berita utama ketika mereka membersihkan ruang ganti. Malahan mereka meninggalkan catatan terima kasih.
Pendukung Jepang bersih Arena (Foto: REUTERS/SUSANA VERA)
|
Didalam Sebab Itu, jika permintaan maaf hanyalah satu Didalam bentuk sopan santun yang lebih luas Didalam orang-orang Jepang, Didalam manakah Prototipe Adat Istiadat Dunia itu berasal?
“Ada suatu kebutuhan bersopan santun Ke Jepang Bagi hidup bersama Didalam para tetangganya-itu merupakan bentuk rasa hormat Di orang lain,” kata Inokuma.
Ke Tokyo, melihat ribuan orang bersikap sopan Di antri Bagi masuk Hingga taman Shinjuku Gyoen atau berjalan mengikuti arus Di pinggir sungai Nakameguro Pada musim sakura, merupakan hal yang masuk akal.
Jepang Memperoleh beberapa kota terpadat penduduknya Ke dunia, Didalam Penduduk Dunia perkotaan sebesar 93,93%.
Tokyo, misalnya, Memperoleh kepadatan penduduk Di 6.150 orang per kilometer persegi, dibandingkan Didalam London yang sebanyak 5.729 kilometer persegi.
(Ingat, hal itu mencakup pinggiran kota Tokyo yang luas, sebagian besar penduduk terkonsentrasi Ke pusat kota Tokyo, Daerah metropolitan terpadat Ke dunia, dan sebanyak 2,4 juta orang melakukan perjalanan setiap hari.)
Rata-rata ruang hidup per orang Ke kota Ke Bangsa itu seluas 22 meter persegi, turun menjadi 19 meter persegi Ke Tokyo.
Kami pun mengalaminya, yakni tinggal Ke apartemen yang benar-benar bersih, sederhana dan luar biasa kecil ukurannya. Dan Di ada tambahan harga Bagi ruangan yang lebih besar, hal itu menjadi terlihat wajar-wajar saja.
“Ada sikap menghormati Tempattinggal atau tempat tinggal orang lain,” jelas Longhurst. “Ketika Anda pergi Hingga Tempattinggal orang Jepang, Anda selalu melepaskan Sandalku-Bagi memisahkan ruangan luar dan Di. Juga ada perilaku ‘meiwaku’, yang berarti ‘maaf mengganggu Anda’ atau ‘maaf masuk Hingga ruang Anda’.”
Akan Tetapi sikap sopan santun yang mendarah daging ini bukanlah hanya reaksi Di tempat tinggal yang sempit.
Pengunjung berburu Masakan Ke pasar luar Tsukiji (Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko)
|
Ketika kami meninggalkan Daerah perkotaan, Di keheningan Ke kawasan pegunungan Jepang, orang-orang, jika ada, Malahan jauh lebih sopan.
Kami Di perjalanan Di Hingga Kamikochi, sebuah lembah Ke atas gunung yang ditutup Ke musim ini. Kami melakukan pendakian Pada dua jam yang terasa berat, yang biasanya bisa ditempuh 10 menit Didalam kendaraan.
Sebetulnya ini sepadan, tetapi ketika seorang pekerja menghentikan kendaraannya dan menawari kami tumpangan, kami hampir menangis lega.
Sehari Sebelumnya, Di perjalanan mengendarai Kendaraan Angkutan Umum pedesaan Di Okuhidaryokan (penginapan tradisional Jepang) yang kami sewa, saya meninggalkan telepon saya dan tidak menyadarinya Pada berjam-jam.
Sopir bis yang menemukannya Lalu mengantarkannya secara pribadi, Didalam menghubungi ‘nomor telepon hilang’ Find My iPhone Bagi Memperoleh alamat serta Lalu mengembalikannya.
Di Bacaan Japonisme, Longhurst mengeksplorasi hubungan Di Adat Istiadat Dunia modern Jepang dan Adat Istiadat Dunia tradisionalnya, dan menurutnya, Adat Istiadat Dunia meminta maaf bangsa itu – dan kesopanan Ke Umumnya – sebagian besar bermuara Ke kesadaran.
“Banyak perilaku praktis orang Jepang itu Yang Berhubungan Didalam hubungan dirinya Didalam alam. Seperti upacara minum teh, ini tentang kesadaran Ke mana keberadaan Anda Ke Di tertentu. Anda Berencana menyajikan teh, tetapi ini bukan hanya tentang teh, ini perihal rangkaian bunga Ke sudut yang Berencana disesuaikan Didalam musim apa, gulungan kaligrafi Ke dinding yang Berencana Menunjukkan waktu Ke tahun ini.
“Inti Didalam semua itu adalah Bagi mengingat Ke mana Anda berada Ke Di tertentu, dan hal tersebut berasal Didalam bagaimana seseorang berinteraksi satu sama lain.”
Kembali Hingga Tokyo, Hidetsugu Ueno, pemilik Bar High Five, menggali lebih jauh tentang Prototipe ini, bahwa perhatian adalah Pada Didalam Adat Istiadat Dunia meminta maaf Ke Jepang. Tetapi dia menambahkan bahwa hal itu sejalan Didalam empati.
“Tentu saja kami tidak ingin minta maaf jika kami tidak perlu. Tetapi kita Melakukanlangkah-Langkah meletakkan diri kita Ke posisi orang lain dan merasakan apa yang dialami orang tersebut, Didalam Sebab Itu kami ingin mengatakannya secara jelas.”
Sumo Ke Jepang (Foto: REUTERS/Issei Kato)
|
Kesadaran seperti itu termasuk Memahami posisi orang lain Di ruang lingkupnya, dan Sebab itulah, meminta maaf juga bermula Didalam hal yang lebih luas, yakni kemampuan emosional Bagi memahami perasaan orang lain.
Tingkat kejahatan Ke Jepang mendukung hal ini-Bangsa ini terkenal Didalam rendahnya angka kriminal, salah satu Bangsa Didalam tingkat Tindak Kejahatan Kejahatan Keji terendah Ke dunia.
Ueno mengatakan, “Pastilah ada masalah kejahatan Ke Jepang. Kami bukanlah biarawan. Tetapi jika kami menemukan Dompet Ke jalan, kebanyakan orang Jepang Berencana melaporkan Hingga kantor polisi. Kami paham betapa menderitanya orang yang kehilangan Dompet. Jika Anda berpikir hal itu terjadi Ke diri Anda, Anda Berencana tahu bagaimana harus bertindak. Kami mempelajarinya ketika kecil Ke sekolah.”
Ini merupakan skenario ayam dan telur: apakah empati Adat Istiadat Dunia ini lahir Didalam aspek moral atau Sebagai Alternatif? Anak-anak Ke sekolah Jepang telah Memperoleh pelajaran ‘Belajar moral’ Dari 1958, yang mengajarkan pentingnya bekerja sama Didalam orang lain Bagi kebaikan semua orang, suatu Prototipe yang katanya berasal Didalam para samurai.
“Hal ini memang Yang Berhubungan Didalam Di Adat Istiadat Dunia samurai yang bersejarah itu, tetapi banyak juga yang berasal Didalam keinginan Bagi mempertahankan suatu dinamika kelompok, serta gagasan Bagi melakukan sesuatu Untuk kebaikan orang lain,” jelas Longhurst.
Anda hanya perlu mengingat Fukushima 50, sekelompok orang yang melibatkan diri Bagi membantu Di memperbaiki pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Setelahnya Gelombang Laut Tinggi yang menghancurkan kawasan itu Ke tahun 2011.
Jelas sekali, Ke Jepang, permintaan maaf merupakan Terapi yang mujarab, diperhalus Didalam bahasa yang rumit.
Tetapi bahasa ini juga cerminan Adat Istiadat Dunia Jepang yang lebih luas. Ke sini ‘maaf’ merupakan jendela Di perpaduan ‘kesopanan, rasa hormat, dan moralitas, yang agaknya dijelaskan sebagian Didalam kenyataan hidup Ke Bangsa kepulauan yang padat dan sebagian Sebab sikap patuh atas aturan tentang bagaimana memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
“Keberagaman Adat Istiadat Dunia dan bahasa saling Yang Berhubungan Didalam. Suami saya mengatakan bahwa kesopanan dan rasa hormat ada begitu saja Di DNA orang-orang Jepang.” ungkap Inokuma.
Tetapi saya sepakat Didalam apa yang disimpulkan Didalam Ueno Didalam baik: “Orang-orang harus jujur, harus baik, harus tulus. Orang-orang seharusnya memang begitu, bukan?”
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: ‘Karyaseni’ Meminta Maaf yang Begitu Rumit Ke Jepang