Wisata  

Jumlah Turis China Menurun, tapi Jepang Tetap Ramai Wisatawan



Jakarta

Pemerintah China melarang warganya Ke Jepang Yang Berhubungan Didalam Topik Taiwan. Meski begitu, Wisata Internasional Jepang tetap ramai Didalam wisatawan pengunjung Didalam Asia Tenggara dan Eropa.

Setelahnya hampir satu bulan travel warning China itu, sejumlah tempat populer Ke Jepang tetap ramai wisatawan. Efek larangan belum terlalu berpengaruh Ke wisata Jepang.

Berdasarkan pantauan SoraNews, Rabu (10/12/2025) mereka berkunjung Ke kawasan Asakusa dan Shibuya Ke Tokyo, serta Kyoto, Nara, dan Yokohama, Untuk melihat seperti apa situasi Di ini.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daya tarik wisata terbesar Osaka adalah kawasan Namba dan kawasan kanal Dotonbori. Di pagi hari, sudah banyak wisatawan yang berdiri Ke jembatan Untuk mengabadikan papan nama Osaka yang terkenal Ke dunia, termasuk papan Glico.

Jumlah wisatawan Asing sama banyaknya Didalam wisatawan Jepang. Dan Ke Di pengunjung mancanegara, wisatawan Didalam Bangsa-Bangsa Asia lainnya merupakan demografi terbesar, diikuti Didalam wisatawan Didalam Eropa dan Amerika Utara.

Ke Di wisatawan Asia, mayoritas wisatawan tampaknya berasal Didalam Asia Tenggara. Ke Di Yang Sama, wisatawan Didalam Bangsa-Bangsa Asia Timur, termasuk China, kini menjadi minoritas.

Karyawan salah satu operator salah satu tur perahu kanal, mengatakan sebagian besar pelanggan mereka berasal Didalam Eropa dan Asia Tenggara. Dia mengonfirmasi bahwa mereka Merasakan penurunan pemesanan Didalam China akhir-akhir ini. Akan Tetapi suasana Ke sana tetap ramai wisatawan.

Jalan perbelanjaan Dotonbori juga penuh Didalam wisatawan, dan terlihat antrean panjang Untuk jajanan kaki lima Unjuk lokal seperti pangsit gurita takoyaki. Turis Asing Justru menjelajahi Perjalanan Kaki kecil Ke lingkungan tersebut, mencari Pengalaman Hidup bersantap Terbaru Ke restoran dan pub.

Hal yang sama juga diungkapkan Kansai TV Network yang mensurvei toko-toko Ke Area Osaka dan Kyoto Untuk melihat seberapa besar dampaknya Pada Usaha. Mereka menemukan Didalam 20 kedai yang disurvei, hanya dua yang Merasakan penurunan Usaha yang signifikan. Keduanya merupakan kedai yang bergantung Ke wisatawan, misalnya, kedai penyewaan kimono.

(sym/sym)


`;
constructor() {
super()
this.attachShadow({ Gaya: “open” })
this.shadowRoot.innerHTML = TentangPenulis.html
}

async connectedCallback() {

if (elementType === ‘single’) return false;

const { default: Swiper } = await import(

);
this.SwiperClass = Swiper;
const swiperContainer = this.shadowRoot.querySelector(‘.mySwiper’);
new this.SwiperClass(swiperContainer, {
slidesPerView: 1,
spaceBetween: 18,
navigation: {
nextEl: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-button-next”),
prevEl: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-button-prev”),
},
pagination: {
el: this.shadowRoot.querySelector(“.swiper-pagination”),
clickable: true,
},
});
}
}
customElements.define(elementTemplate, TentangPenulis)

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jumlah Turis China Menurun, tapi Jepang Tetap Ramai Wisatawan