Jepang Ketar-ketir Dihantui Wabah Flu, Lebih Di 4 Ribu Dirawat-RS Sampai Kewalahan

Jakarta

Jepang Di Berjuang Bersama krisis Kesejaganan yang mengkhawatirkan Sesudah Perkara Hukum Hukum influenza melonjak jauh lebih cepat Di Prediksi. Pemerintah secara resmi telah Berkata epidemi flu nasional, menyusul peningkatan tajam Perkara Hukum Hukum rawat inap dan penutupan sekolah yang menekan sistem Kesejaganan Kelompok.

Menurut laporan media Jepang, Kementerian Kesejaganan Jepang mengonfirmasi bahwa rata-rata nasional telah melampaui ambang batas epidemi, yakni 1,04 pasien per fasilitas medis, angka yang belum pernah tercatat sedini ini Di satu musim. Para ahli memperingatkan bahwa Mikroba flu Mungkin Saja berkembang lebih cepat, menimbulkan tantangan Mutakhir Untuk otoritas Kesejaganan.

Biasanya musim flu Ke Jepang memuncak Ke akhir November atau Desember, Tetapi tahun ini wabah muncul Disekitar lima minggu lebih awal. Laporan menyebutkan Puskesmas kini penuh dan banyak sekolah Ke berbagai prefektur terpaksa ditutup Untuk menekan penularan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga 3 Oktober, lebih Di 4.000 orang telah dirawat Ke Puskesmas, Meresahkan empat kali lipat dibanding minggu Sebelumnya Itu. Setidaknya 135 sekolah dan pusat penitipan anak ditutup Sambil Itu, terutama Ke Tokyo, Okinawa, dan Kagoshima.

Salah satu Perkara Hukum Hukum terjadi Ke Prefektur Yamagata, 22 Di 36 siswa Ke sebuah sekolah dasar Merasakan Tanda-Tanda flu, Agar sekolah harus ditutup Sambil Itu, mencerminkan cepatnya penyebaran Infeksi Ke kalangan anak-anak.



Pakar Kesejaganan menduga lonjakan cepat ini menandakan pergeseran perilaku Mikroba flu.

“Musim flu tahun ini datang jauh lebih awal, dan Di Situasi Internasional yang terus berubah, pola seperti ini bisa menjadi hal yang umum Ke masa Di,” kata Profesor Yoko Tsukamoto Di Health Sciences University of Hokkaido.

Ia menambahkan, mobilitas penduduk dan perjalanan internasional dapat mempercepat kemampuan Mikroba Menyesuaikan.

“Kelompok perlu Memutuskan langkah Upaya Mencegah sederhana seperti Proteksi, mencuci tangan, dan menghindari penularan,” ujarnya.

Menurutnya, pola ini juga terlihat Ke berbagai Bangsa lain, yang Menunjukkan bahwa beberapa strain influenza Mungkin Saja telah berevolusi menjadi lebih mudah menular atau lebih Konsisten Pada Terapi standar.

Puskesmas Kewalahan

Lonjakan pasien membuat Puskesmas Ke Jepang kembali Berjuang Bersama antrean panjang dan kekurangan tenaga medis, mengingatkan Ke situasi Wabah Internasional COVID. Otoritas Kesejaganan meminta Kelompok tidak datang Ke Puskesmas tanpa Tanda-Tanda berat dan segera mencari nasihat medis jika muncul tanda-tanda flu.

Pemerintah juga Merangsang Proteksi dini, khususnya Untuk lansia, anak-anak, serta individu Bersama Penyakit kronis.

“Untuk sebagian besar orang sehat, flu Mungkin Saja hanya terasa tidak nyaman, tetapi Untuk kelompok rentan, Proteksi dini sangat penting.” imbuh Profesor Yoko Tsukamoto.

Halaman 2 Di 2

(suc/suc)







Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jepang Ketar-ketir Dihantui Wabah Flu, Lebih Di 4 Ribu Dirawat-RS Sampai Kewalahan