Izin Tambang Diperpanjang, Setoran Freeport Indonesia Di Negeri Malah Ambles

JAKARTA – Setoran dividen , Iuran Wajib, dan Penerimaan Negeri Bukan Iuran Wajib (PNBP) PT Freeport Indonesia (PTFI) Di Negeri Ke 2023 Merasakan penurunan. Total Biaya yang diberikan perusahaan Di Negeri sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp43,81 triliun.

Wakil Pemimpin Negara Direktur Freeport Indonesia, Jenpino Ngabdi mengatakan, Biaya yang disetor tersebut menurun dibandingkan tahun Sebelumnya. Perkaranya, arus kas atau cash flow perusahaan terkontraksi, Agar dividen yang dibagikan kepada MIND ID selaku induk usaha pun ikut menurun.

“Di sisi penerimaan Negeri Di tahun 2023 pemerintah Memperoleh USD2,7 miliar Di bentuk Iuran Wajib, dividen, dan PNBP , jumlah ini lebih kecil dibandingkan Di tahun Sebelumnya Sebab turunnya jumlah dividen diterima MIND, yang diakibatkan turunnya kas PTFI,” ujar Jenpino Ngabdi Di Pertemuan dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI Lembaga Legis Latif RI, Senin (3/6/2024).

Menurut dia, cash flow perusahaan yang tertekan dipicu Dari penerbitan peraturan devisa hasil Penjualan Barang Di Luar Negeri (DHE) yang mengharuskan 30% Di hasil Penjualan Barang Di Luar Negeri ditempatkan Pada 3 bulan Di bank Di negeri. Perkara Pidana lain adalah bea keluar yang dikenakan Sebagai Penjualan Barang Di Luar Negeri konsentrat periode Juli – Desember 2023.

“Turunnya kas PTFI Sebab ada aturannya devisa hasil Penjualan Barang Di Luar Negeri, dimana seusia peraturan itu 30 persen Di hasil Penjualan Barang Di Luar Negeri wajib ditempatkan 3 bulan Di bank Di negeri,” paparnya.

Adapun, PTFI membukukan pendapatan sebesar USD9,3 miliar. Jenpino memproyeksikan pendapatan perusahaan bakal menurun jika izin Penjualan Barang Di Luar Negeri. “Pendapatan PTFI tahun 2023 mencapai USD9,3 miliar dan proyeksi pendapatan USD7,4 miliar tanpa izin Penjualan Barang Di Luar Negeri,” tutur Jenpino.