Ganggu Pemandangan, Parkir Liar Ke Kota Lama Surabaya Ditertibkan

Kawasan Kota Lama Surabaya yang Mutakhir buka Sebagai wisatawan dinodai Dari parkir liar yang mengganggu pemandangan. Skuat gabungan pun langsung melakukan penertiban.

Kendati belum diresmikan Dari Pemkot Surabaya, tapi Kota Lama sudah menjadi jujugan Kelompok yang mau berwisata Ke kawasan tersebut.

Tetapi yang sangat disayangkan, ternyata banyak dijumpai juru parkir (jukir) liar yang mengarahkan para pengunjung atau wisatawan Sebagai memarkirkan kendaraannya Ke tepi jalan umum sepanjang kawasan Kota Lama.

Hal tersebut tidak sesuai Di Syarat yang ditetapkan Pemkot Surabaya mengenai kawasan parkir. Dari Sebab Itu, petugas gabungan Di Dinas Perhubungan, Gartap, Satpol PP, dan Polrestabes Surabaya melakukan penertiban Pada para jukir liar Ke sana.

Kepala UPT Parkir Dishub Kota Surabaya Jeane Taroreh mengatakan, ada kurang lebih tujuh orang jukir liar yang diamankan Di penertiban Rabu (12/6) malam.

“Seminggu yang lalu kami juga secara berkala telah melakukan penertiban gabungan juga Di harapan tidak ada penambahan titik parkir Ke tepi jalan umum Sebagai Ke wisata kawasan Kota Lama Eropa,” ujar Jeane, Kamis (13/6/2024).

Jeane mengimbau Sebagai pengunjung maupun wisatawan Ke Kota Lama Surabaya, agar menggunakan lokasi parkir resmi yang disediakan Dari Pemkot Surabaya, yakni Ke Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Terminal Kasuari.

Dua lokasi parkir tersebut Memiliki kapasitas yang cukup besar Sebagai menampung kendaraan roda dua maupun roda empat milik wisatawan maupun pengunjung.

“(Parkir liar) Berencana merusak estetika, wisata orang mau berfoto Berencana terganggu Di parkir Ke jalan umum. Saya mengimbau arek-arek Suroboyo ojok parkir nang embong (jangan parkir Ke jalan). Kalau mau Surabaya lebih baik parkir lah Ke tempat parkir yang kita sediakan,” imbaunya.

Selain melakukan penertiban parkir liar Ke tepi jalan umum kawasan Kota Lama Surabaya, petugas gabungan juga melakukan penertiban kepada pedagang kaki lima (PKL) dan becak Kendaraan Bermotor Roda Dua (bentor) agar tidak mengganggu pengunjung maupun wisatawan.

——

Artikel ini telah naik Ke detikJatim.