Diragukan Mitra Resmi, Begini Pengakuan Ojol yang Bertemu Gibran


Jakarta, CNN Indonesia

Salah satu Untuk delapan perwakilan ojek online (ojol) yang bertemu Wakil Ri Gibran Rakabuming Ke Minggu (31/8), Mohamad Rahman Tohir, mengatakan bahwa mereka adalah mitra resmi aplikator dan tergabung Untuk komunitas yang berbeda-beda.

“Memang itu driver asli semua, tapi beda-beda (komunitas),” kata pria karib disapa Cang Rahman itu Melewati sambungan telepon, Rabu (3/9).

Menurut dia delapan orang ini sudah saling mengenal Sebelumnya diundang Hingga Istana Wapres. Rahman bilang mereka kerap berjumpa Untuk Kegiatan harian.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami sering ketemu kan Ke lapangan,” kata dia.

Pernyataan Rahman ini membantah tudingan sejumlah pihak yang mengatakan mereka bukan ojol asli. Status sebagai mitra resmi juga sudah dinyatakan pihak aplikator yaitu Gojek, Grab, Maxim dan InDrive.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas ojol

Rahman yang telah menjadi ojol Di bendera Gojek Sebelum 2015 ini mengaku tergabung Untuk FKDOI atau Forum Komunitas Driver Online Indonesia. Komunitas ini disebut berdiri Sebelum 2017 dan Pada ini Rahman didapuk sebagai ketua umum.

“Lalu kami bangun aliansi itu 2020 yaitu Gabungan Parpol Ojol Nasional. Itu gabungan Untuk beberapa komunitas,” kata dia.

“Ke situ jabatan saya sebagai Kepala Divisi Hukum Gabungan Parpol Ojol Nasional. Saya sebagai Ketua Divisi Hukum Sebab … latar Di saya lulusan strata I Jurusan Hukum Internasional Ke Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,” ucapnya menambahkan.

Lalu dia menerangkan tujuh ojol lain yang bertemu Gibran tergabung Untuk berbagai komunitas Ke antaranya Maxim Garis Keras. Ada pula ojol perempuan yang dia sebut masuk Hingga Untuk wadah Lady Grab, Sambil lainnya mengikuti komunitas Kalibata Bersatu.

“Karena Itu memang beda-beda,” kata dia.

Bukan kelas rendahan

Tidak sedikit Komunitas menuding kumpulan orang yang diundang Gibran adalah ojol palsu. Permasalahan ini makin ramai Sesudah wawancara Rahman beredar Ke media sosial.

Gaya bicaranya dinilai terlalu ‘intelektual’ Agar tak mencerminkan sosok ojol Ke umumnya. Rahman mengaku tak mempermasalahkan anggapan tersebut.

Tetapi, kata dia, setiap orang Memiliki latar Di baik Untuk sisi Pembelajaran atau pekerjaan Sebelumnya yang bisa membuat gaya bahasa berbeda.

“Yang viral Ke medsos kan penggunaan kata-kata Pelatihan, eskalasi, dan taruna. Ini saya perlu jelaskan juga. Saya kan boleh dibilang ya mohon maaf saya kan strata I,” katanya.

“Saya pernah juga bekerja sebagai deputy manager itu tahun 2010. Tentunya penggunaan kata-kata dan intelektualitas seperti Pelatihan, eskalasi kan saya paham,” ucap Rahman lagi.

Meski demikian, ia menyayangkan anggapan tersebut Sebab dinilai merendahkan ojol secara pribadi.

“Nah ini ya sangat saya sayangkan Agar kesannya ojol ini adalah kelas terendah Ke kalangan Komunitas yang tidak berhak menguasai kata-kata intelektual,” terang dia.

“Dan ini juga Karena Itu tolong digarisbawahi kalau kami Ke ojol ini bukan semata-mata adalah kasta terendah. Ke kita juga banyak S1 Justru ada yang S2. Dan Karena Itu teman-teman berpikiran smart, menggunakan kata-kata yang intelektual dan tata bahasanya tertata Di rapi itu hal yang wajar,” ucap dia lagi.

(ryh/fea)




Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Diragukan Mitra Resmi, Begini Pengakuan Ojol yang Bertemu Gibran