Tantangan dan Perspektif Indonesia dan Inggris

Faktor Di balik terjadinya kecelakaan kerja cukup beragam, mulai Bersama kurangnya tingkat kedisiplinan tenaga kerja Untuk mematuhi standar K3 hingga kurangnya ketersediaan tenaga ahli muda yang ada Di lapangan. FOTO ILUSTRASI/DOK.SINDOnews

M Zaky Ardian, Ikhtiar A Hidayat, M Rifli Mubarak
Engineer Di Mabey Hire (UK), Corporate Secretary Di PT Hutama Karya Infrastruktur, Government Relation and Legal Compliance Di CNGR

KECELAKAAN kerja yang terjadi Di 24 Desember 2023 silam yang beroperasi Di kawasan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), dipicu Dari ledakan tungku. Insiden tersebut bermula Di Pada pekerja melakukan perbaikan dan pemasangan pelat Di Dibagian tungku. Mengoperasikan alat berat dan proses peleburan (smelting) Memperoleh risiko besar yang memerlukan kewaspadaan tinggi. Karenanya, pekerja smelter harus menjalani pelatihan keselamatan kerja sesuai Bersama standar yang berlaku. Persoalan K3 terjadi berulang kali, Malahan mengakibatkan korban jiwa. Sesuai rekomendasi Bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Sulawesi Ditengah Yang Terkait Bersama Keadaan dan Keselamatan Kerja (K3), perusahaan juga wajib Memperoleh sistem pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur.

Menyoroti Tindak Kejahatan kecelakaan kerja fatal (fatal injuries), sektor konstruksi merupakan penyumbang terbesar Pada angka kecelakaan kerja Di Indonesia. Di awal Januari 2023, dilaporkan terdapat 264.334 Tindak Kejahatan kecelakaan kerja menurut Liputan6.com, Malahan menurut data Bersama International Labour Organization (ILO), setidaknya 60.000 kecelakaan fatal terjadi setiap tahunnya. Ironisnya, seringkali kecelakaan tersebut masih dinilai sebagai Dibagian Bersama ‘tumbal proyek” yang tak terhindarkan. Padahal, sebenarnya kecelakaan kerja yang sering terjadi Di sektor konstruksi Memperoleh alasan logis dan penyebab yang dapat diidentifikasi.

Faktor Di balik terjadinya kecelakaan kerja cukup beragam, mulai Bersama kurangnya tingkat kedisiplinan tenaga kerja Untuk mematuhi standar Keselamatan dan Keadaan Kerja (K3) hingga kurangnya ketersediaan tenaga ahli muda yang ada Di lapangan. Sebab berdasarkan data Bersama Badan Pusat Statistik (BPS), banyaknya tenaga kerja ahli konstruksi per tahun 2023 berdasarkan Preliminary hanya terdiri Bersama 53,36 muda, 68,65 madya, dan 9,31 utama Bersama total 131,32. Karenanya, penting Untuk kita Untuk lebih memperhatikan K3 sebagai prinsip dan hak dasar Di tempat kerja. Karenanya, penting Untuk kita Untuk lebih memperhatikan K3 sebagai prinsip dan hak dasar Di tempat kerja (occupational safety and health as fundamental principles and right at work). “Kemakmuran Karier yang selamat dan sehat adalah fundamental Untuk pekerjaan yang layak (decent work)”.

Aturan Di Inggris mengamanatkan bahwa setiap temporary works (bangunan Sambil) harus direncanakan, dipasang, dan dipelihara agar dapat menahan beban yang dikenakan padanya dan hanya dapat digunakan sesuai Bersama tujuan awal. Di Inggris, 45 Bersama 135 pekerja konstruksi tewas akibat fatal injuries dan 29,62% akibat jatuh Bersama ketinggian yang berhubungan Bersama perancah (scaffolding) sebagaimana Di data Di bawah ini:

Temporary works seperti perancah, penggalian, cofferdam dan caisson harus diperiksa secara berkala Dari orang yang berkompeten. Tidak ada persyaratan hukum khusus mengenai bagaimana pekerjaan Sambil harus dikelola; setiap organisasi dapat memilih bagaimana mereka mengatur dan mengelola keselamatan Di lokasi.

Desain dan pelaksanaan temporary works yang benar merupakan elemen penting Untuk Upaya Mencegah dan mitigasi risiko Untuk konstruksi. BS 5975: 2019 Menyediakan rekomendasi dan panduan mengenai pengendalian prosedural yang Berencana diterapkan Di semua aspek pekerjaan Sambil Di industri konstruksi dan Di desain, spesifikasi, konstruksi, penggunaan dan pembongkaran temporary works.

Sebagian besar perkembangan desain pekerjaan Sambil terjadi Di Inggris ketika Jembatan Barton, Jembatan Lodden Di tahun 1960an dan 1970an runtuh Di konstruksi dan pemerintah tergerak Untuk menentukan apakah Inggris berada Untuk Kebugaran yang sehat Untuk mengelola bengunan Sambil. Kegagalan besar yang berkait Bersama temporary works Di Inggris hampir menghilang Dari BS 5975 diterbitkan Di tahun 1982. Di Inggris, desain tiang penyangga Sambil biasanya sesuai Bersama Syarat persyaratan BS 5975 kecuali penggunaan Eurocode 12811 dan EN 12812 ditetapkan sebagai persyaratan Perjanjian.

Temporary Works Forum (TWf) dibentuk Di tahun 2009 Di Inggris sebagai lembaga independen dan nirlaba perusahaan yang beroperasi Di basis biaya terbatas. Panduan dan Alat yang berguna serta dokumen panduan dihasilkan Dari TWf yang Menyoroti masalah pekerjaan Sambil dan penerapan Eurocodes Untuk konstruksi yang lebih aman Di Inggris. Prinsip-prinsip Alat alat yang dihasilkan Dari TWf ini dapat diterapkan Di seluruh dunia.

ILO mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi Keselamatan dan Keadaan Kerja (K3) sangat bervariasi tergantung Di Kebugaran Di setiap Bangsa, yang dipengaruhi Dari faktor ekonomi dan sosial. Terutama Di Bangsa-Bangsa berkembang, angka kematian dan Luka akibat kecelakaan kerja cenderung tinggi. Akan Tetapi, ada beberapa Bangsa industri yang berhasil menurunkan angka Luka serius yang mencerminkan Sukses Bersama upaya-upaya perbaikan Untuk hal K3, seperti Bangsa Inggris atau United Kingdom (UK).

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tantangan dan Perspektif Indonesia dan Inggris