Bisnis  

Nasib Idr Kian Terpuruk, Sore Ini Ditutup Tembus Rp16.400 per USD

Kurs Mata Uang Idr Pada Matauang Asing AS ditutup melemah Di perdagangan Jumat (14/6/2024). FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Kurs Mata Uang (kurs) Idr Di perdagangan hari ini ditutup melemah sampai 142 Nilai atau 0,87 persen Hingga level Rp16.412 Setelahnya Sebelumnya Hingga Rp16.270 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, Idr sempat dibuka Di level Rp16.298 per USD.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks Matauang Asing AS dipengaruhi data Di hari Kamis Menunjukkan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun Di bulan Mei, Didalam indeks harga produsen (PPI) utama turun 0,2 persen bulan lalu Setelahnya naik sebesar 0,5 persen yang tidak direvisi Di bulan April.

“Harga inti datar, Setelahnya Merasakan kenaikan 0,5% Di bulan Sebelumnya. Hal ini terjadi Setelahnya indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Mei Di hari Rabu lebih lemah Untuk Prakiraan para ekonom, Supaya Merangsang Unjuk Rasa jual tajam Di greenback,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Jumat (14/6/2024).

Jika digabungkan, rilis IHK dan PPI kemungkinan besar Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran Ketidakstabilan Ekonomi pilihan The Fed, juga Akansegera Menunjukkan penurunan tekanan harga. Akan Tetapi optimisme Pada pendinginan Ketidakstabilan Ekonomi tidak cukup Untuk menahan Matauang Asing melemah.

Hingga Di Itu, UE Memperkenalkan tarif tinggi Antara 17 persen hingga 30 persen Untuk Pembelian Barang Untuk Luar Negeri Kendaraan Listrik Tiongkok. SAIC Kendaraan Bermotor Roda Dua Corp Ltd adalah yang paling terpukul Lantaran Berjuang Didalam bea perdagangan paling tinggi Hingga Antara perusahaan sejenis.

UE mengikuti jejak AS Untuk mengenakan tarif Di sektor Kendaraan Listrik China yang berkembang pesat. Akan Tetapi tidak seperti AS, UE memang mewakili pasar utama Untuk pembuat Kendaraan Listrik Tiongkok.

Tarif tersebut Meningkatkan kekhawatiran bahwa UE dan AS Akansegera memberlakukan lebih banyak pembatasan Pada Pembelian Barang Untuk Luar Negeri China, Sambil Beijing juga dapat Memperkenalkan tindakan pembalasan, yang Akansegera merusak hubungan Antara Negeri-Negeri Didalam ekonomi terbesar Hingga dunia.

Untuk sentimen domestik, risiko ekonomi Internasional masih cenderung negatif, Walaupun ada kemungkinan beberapa kejutan yang positif. Penyebabnya adalah ketegangan Politik Global yang Meresahkan dapat menyebabkan harga Produk Internasional bergejolak, Sambil fragmentasi perdagangan Didalam Detail berisiko menyebabkan gangguan tambahan Di jaringan perdagangan.

Lalu, ketidakpastian Aturan perdagangan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dibandingkan Didalam tahun-tahun Sebelumnya. Hal ini ditandai Didalam pemilihan umum (Pencoblosan Suara Nasional) Hingga seluruh dunia Dari 2000. Ketidakstabilan Ekonomi terus menerus juga dapat menyebabkan penundaan Untuk pelonggaran moneter.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Nasib Idr Kian Terpuruk, Sore Ini Ditutup Tembus Rp16.400 per USD