Israel diduga mengorganisir dan membiayai Sosialisasi Politik pro Israel Sebagai Memperoleh Dukungan atas tindakannya Di Konflik Bersenjata Gaza. (Foto: AP)
Sosialisasi Politik tersebut ternyata termasuk Di rangkaian operasi rahasia Kementerian Urusan Diaspora Israel, sebuah lembaga pemerintah yang menghubungkan orang-orang Yahudi Ke seluruh dunia Di Bangsa Israel. Kementerian tersebut Menyediakan Disekitar USD2 juta atau sekira Rp3,2 miliar Sebagai operasional dan menyewa perusahaan branding politik Stoic yang berbasis Ke Tel Aviv.
Laman SMH melansir, Jumat (7/6/2024) Sosialisasi Politik ini dimulai Ke Oktober 2023 dan masih aktif Ke platform X. Puncaknya, ratusan akun palsu yang menyamar sebagai warga Amerika Serikat mengunggah komentar pro Israel Ke X, Facebook, dan Instagram.
Akun-akun tersebut beridentitas para politisi AS, khususnya warga kulit hitam dan aktivis Demokrat, seperti Pemimpin Minoritas Dewan Perwakilan Rakyat Hakeem Jeffries Di New York dan Senator Raphael Warnock Di Georgia. Unggahannya menyerukan kelanjutan pendanaan Sebagai militer Israel.
Banyak unggahan tadi dibuat menggunakan ChatGPT, chatbot berbasis kecerdasan buatan. Sosialisasi Politik ini juga menciptakan tiga situs berita palsu berbahasa Inggris yang menampilkan artikel-artikel pro Israel.
Hubungan Ditengah pemerintah Israel Di Sosialisasi Politik pro Israel tadi terkuak Di dokumen empat pejabat Kementerian Diaspora. Temuan ini diperkuat Dari pernyataan pihak Meta pekan lalu yang mengelola Facebook dan Instagram, serta OpenAI, yang Menyusun ChatGPT bahwa telah menemukan indikasi Sosialisasi Politik tadi Ke platformnya.
Operasi rahasia ini Menunjukkan seberapa jauh Israel memengaruhi opini publik Amerika Serikat mengenai Konflik Bersenjata Gaza. Apalagi Amerika Serikat telah menjadi salah satu sekutu terkuat Israel Di bertahun-tahun.
Pakar media sosial mengatakan operasi tersebut menjadi Perkara Pidana Hukum pertama yang didokumentasikan Di Sosialisasi Politik pemerintah Israel Sebagai mempengaruhi pemerintah AS. Sosialisasi Politik terorganisir yang disponsori pemerintah bukanlah hal yang jarang terjadi, Tetapi biasanya sulit dibuktikan. Iran, Korea Utara, Tiongkok, Rusia dan Amerika Serikat diyakini secara luas mendukung upaya serupa Ke seluruh dunia, Tetapi seringkali menyembunyikan keterlibatan mereka Lewat subkontrak Di perusahaan swasta atau melakukan outsourcing pekerjaan Lewat Bangsa ketiga. “Israel Di Kontek Sini ceroboh dan kemungkinan besar tidak efektif. Sangatlah tidak bertanggung jawab jika Israel menjalankan operasi Sebagai mencampuri politik AS,” kata Atiyah Shatz, direktur eksekutif Fake Reporter.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Waspada Operasi Rahasia Pro Israel, Pakai Akun Palsu hingga Gaet Politisi