loading…
Waspada, mercenary spyware seperti Predator dan Aladdin kini mengintai lewat iklan digital dan celah jaringan. Foto: ist
Nama-nama seperti Predator dan sistem Gangguan Menyebar berbasis iklan bernama Aladdin kini bukan lagi sekadar kode biner, melainkan senjata komersial yang membidik jurnalis, aktivis, pengacara, hingga oposisi politik Ke berbagai Bangsa.
Kejadian Luar Biasa ini menandai pergeseran paradigma yang mengerikan. Kemampuan siber kelas Bangsa (state-grade cyber capabilities), yang dulunya eksklusif milik badan Intel adidaya, kini telah menjadi Barang Dagangan komersial yang dapat dibeli dan diakses Bersama berbagai Aktor Atau Aktris.
PT ITSEC Asia Tbk, perusahaan Perlindungan siber, merespons ancaman asimetris ini Bersama memperkuat Lini Di nasional Melewati platform canggih, IntelliBroń.
Evolusi Serangan: Di Predator hingga Aladdin
Modus operandi serangan siber kini telah berevolusi jauh melampaui sekadar pencurian kata sandi atau malware konvensional. Promosi Politik serangan terbaru mengandalkan rantai zero-day exploits—celah Perlindungan yang belum diketahui pembuat Gadget lunak—yang menargetkan Gadget seluler secara presisi.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah kemunculan Aladdin. Pengungkapan Di Intellexa menyoroti sistem Gangguan Menyebar ini yang bekerja Bersama menyalahgunakan ekosistem iklan digital.
Tanpa perlu mengklik tautan berbahaya, Gadget User dapat terinfeksi hanya Melewati jaringan periklanan yang telah disusupi.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ketika Iklan Digital Menjadi Pintu Masuk Mata-Mata Foreign Hingga Gawai Anda











