Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof Dadan Hindayana memastikan pemerintah terus mengawal laporan insiden Tindak Kejahatan keracunan makan bergizi gratis yang terjadi Hingga sejumlah Lokasi. Sebagai langkah Upaya Mencegah, satu SPPG kini hanya dibatasi melayani 2 ribu hingga 2.500 penerima manfaat.
“Kita tetapkan Aturan, penerima manfaat menjadi rata-rata Hingga 2.000 sampai 2.500 dan boleh dilanjutkan sampai 3 ribu kalau Hingga SPPG itu ada ahli masak yang bersertifikat,” tandasnya kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Ia juga meminta SPPG Terbaru didampingi Di juru masak profesional setidaknya Di lima hari Hingga Didepan. Penggunaan rapid test juga dimaksimalkan distribusinya Hingga seluruh SPPG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapid test digunakan baik Di bahan baku Ketahanan Pangan yang Berencana diolah, juga Di Makanan tersaji Setelahnya didistribusikan Hingga sekolah-sekolah.
“Kita Di mengusahakan semua SPPG Di rapid test Untuk menguji bahan baku Sebab Pengalaman Hidup Jepang sudah 100 tahun MBG, 90 persen gangguan pencernaan yang muncul Sebab Mutu bahan baku,” ceritanya.
“Rapid test agar hasil masakan bisa dites Sebelumnya dibagikan Hingga sekolah Agar kita bisa tahu Makanan itu masih berkualitas atau tidak,” sambungnya.
Food Tray Harus Selalu Steril
Sejumlah SPPG juga kini dipastikan Dadan dibekali sterilisasi food tray yang memastikan wadah bisa digunakan ulang secara aman Setelahnya diduci dan dikeringkan Di suhu tertentu.
Hal ini berkaca Di Tindak Kejahatan keracunan MBG Hingga Lokasi Sebab sanitasi yang tidak layak.
“Sebab Lokasi Indonesia itu luas, banyak Tindak Kejahatan gangguan pencernaan berasal Di air, Di sebab itu air yang digunakan Di masak Makanan bergizi harus air yang bersertifikat, air galon, atau air isi ulang yang sudah Lewat proses sertifikat,” pungkasnya.
Halaman 2 Di 2
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cegah Keracunan, BGN Wajibkan SPPG Masak MBG Pakai Air Galon