Pro-Kontra Izin Tambang, PP Muhammadiyah Bicara Redistribusi Aset yang Dikuasai Oligarki

Wakil Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna memandang Muhammadiyah harus memanfaatkan tawaran izin usaha pertambangan khusus Untuk memulihkan masalah lingkungan. FOTO/DOK.MPI

JAKARTA – Kabar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Memperoleh tawaran izin usaha tambang Untuk pemerintah menimbulkan pro dan kontra. Muhammadiyahakan menyampaikan keputusan mengenai tawaran konsesi lahan Untuk ormas keagamaan usai Konsolidasi Nasional Di Universitas Aisyiyah, Yogyakarta, Minggu (28/7/2024).

Wakil Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna mengatakan, Kepuasan karut-marutnya dunia pertambangan Indonesia Pada ini banyak dikeluhkan Dari Kelompok. Lahan tambang banyak dikuasai Dari oligarki ekonomi dan politik.

“Saya melihat adanya kebutuhan mendesak Untuk redistribusi aset dan akses pemanfaatan Pada lahan-lahan yang dikuasai Dari oligarki,” kata Mukhaer Untuk keterangan yang Disalurkan kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (27/7/2024).

Direktur Inisiatif Pascasarjana ITB Ahmad Dahlan Jakarta itu menjelaskan, sejatinya peran manusia sebagai khalifah Di bumi Untuk mengatasi masalah lingkungan akibat ulah oligarki dan kartel industri pertambangan. Sebab itu, Mukhaer mengatakan, meski tidak ada makan siang yang gratis, dirinya memandang PP Muhammadiyah harus memanfaatkan momentum ini Untuk memulihkan keadaan.

“Terlepas Untuk ‘tidak ada makan siang gratis’ Untuk Keputusan Pemerintah Pada PP 25 Tahun 2024 ini, saya kira ini momentum yang tepat Untuk memulihkan keadaan. Kita harus membuktikan tantangan itu!” kata Mukhaer.

Mukhaer mengungkapkan Didalam mengutip Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 30. Untuk ayat tersebut, Tuhan berfirman Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) Di bumi itu, manusia yang Berencana membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.

“Sebagai khalifah Allah, apakah manusia tidak mau bertanggung jawab mengatasi masalah yang rusak itu? Apakah manusia telah pasrah dan ‘cuci tangan’ Untuk menyelesaikan masalah itu? Di mana fungsi kekhalifaan manusia? Apakah manusia berniat melamar sebagai malaikat Supaya bebas Untuk tugas-tugas kemanusiaan? Apakah lowongan itu masih ada?” katanya.

Ia mengajak seluruh Kelompok Untuk Membahas peran aktif Untuk memperbaiki Keadaan Lingkungan dan menjalankan tanggung jawab sebagai khalifah Di bumi. “Didalam centang-perenangnya Kepuasan pertambangan Pada ini akibat ulah oligarki dan kartel pelaku industri pertambangan, telah memicu ekosistem lingkungan yang rusak parah, sarat kejahatan, Penyuapan, dan lembaran dunia hitam yang lain,” ujar Mukhaer.

“Malaikat itu menghindari dosa. Dan memang ia ditakdirkan Untuk selalu suci, Sambil Itu, manusia sebagai khalifah, ia harus siap salah dan bertanggung jawab,” kata Mukhaer.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pro-Kontra Izin Tambang, PP Muhammadiyah Bicara Redistribusi Aset yang Dikuasai Oligarki