Jakarta –
Tanaman kecubung akhir-akhir viral Sebab mampu membuat mereka yang mengonsumsinya berhalusinasi atau ‘nge-fly’. Hal ini Sebab kecubung mengandung skopolamin yang merupakan zat halusinogen kuat.
Efek halusinasi yang ditimbulkan kecubung Ke mereka yang mengonsumsinya terbilang cukup cepat. Ketua Perkumpulan Praktisi Medis Pengembang Terapi Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania mengatakan hanya butuh 30 menit Bagi seseorang berhalusinasi Sesudah mengonsumsi kecubung.
“Bisa Untuk waktu cepat, paling cepat 30 menit sampai 1 atau 2 jam itu sudah menimbulkan efek,” ujar dr Inggrid Untuk diskusi daring Ke siniar Kemenkes, Jumat (19/7/2024).
“Malah kalau yang direbus itu lebih cepat lagi, Sebab dia terkonsentrasi ekstraknya Untuk cairan. Cairannya diminum, efeknya lebih cepat lagi,” sambungnya.
dr Inggrid menambahkan kandungan-kandungan psikoaktif Ke kecubung memang lumayan besar. Satu kali dikonsumsi saja, bisa membuat seseorang berhalusinasi hingga timbul Tanda antikolinergik.
“Tanda-Tanda yang sifatnya antikolinergik (bisa muncul), misalnya pupil mata membesar, kulit kering, mulut kering, gangguan denyut nadi atau denyut jantung,” katanya.
dr Inggrid menambahkan Bagi mereka yang timbul Tanda Sesudah mengonsumsi kecubung Bagi segera memeriksakannya Hingga fasilitas Kesejaganan. Agar Merasakan Penanganan yang tepat sesuai Bersama Tanda yang ada.
Sampai Di ini, pemerintah belum memasukkan kecubung Hingga Untuk salah satu narkotika. dr Inggris justru lebih menyoroti soal perilaku Kelompok yang menyalahgunakan tanaman kecubung.
“Yang salah perilaku manusianya, kecubung ini termasuk tanaman liar. Kecubung itu nggak berdosa banget Supaya harus dimusnahkan,” ujar dr Inggrid.
“Sambil Itu dilakukan Belajar Hingga Kelompok, ada tanaman yang sebetulnya punya dualisme. Bersama Sebab Itu Terapi (bisa), juga tanaman beracun. Bukan berarti Sebab tanaman alami Bersama Sebab Itu bisa dikonsumsi (seenaknya),” tutupnya
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Seberapa Cepat Kecubung Beri Efek Halusinasi? Ini Penjelasan Praktisi Medis