Wisata  

Tanpa Dialog, Hanya Gending memang Sesyahdu dan Memikat Itu Sendratari Ramayana



Yogyakarta

Sendratari Ramayana Prambanan menjadi suguhan pas jika ingin menikmati kisah legenda Bersama cara yang tidak biasa. Pementasan ditampilkan tanpa dialog atau percakapan. Hanya ada suara gamelan dan gending manis Di sinden yang menjadi pelengkap latar Di suara.

Cerita pewayangan Rama yang menyelamatkan Sinta Di Rahwana sudah tidak Foreign Di telinga. Kisah epik itu menjadi suguhan megah yang menggetarkan Di balutan Seni Kekayaan Budaya drama dan tari Di Candi Prambanan.

Sendratari Ramayana Prambanan populer Sebelum pertama kali tampil Di tahun 1961. Eksistensinya menjadi magnet Untuk wisatawan yang datang Hingga Candi Prambanan khususnya Di malam hari. Tidak hanya wisatawan lokal, Akan Tetapi juga turis mancanegara.


“Cerita Ramayana terkisah Di relief-relief yang terpahat Di Candi Prambanan,” kata sang narator.

Pada tidak hujan, pertunjukkan Berencana digelar Di Teater Panggung Terbuka berlatarkan Candi Prambanan langsung Di belakangnya. Panggung tersebut diketahui seluas 14 x 50 meter. . Jika hujan Menyapu, pertunjukkan Berencana dialihkan Di area indoor Gedung Seni Kekayaan Budaya Trimurti. Di tahun 2024, pertunjukkan dijadwalkan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30 hingga 21.30

Harga tiket bervariatif Bersama masing-masing kelasnya dibedakan Di posisi duduk penonton. Bangku penonton berbentuk layaknya tribun setengah lingkaran mengelilingi panggung terbuka. Di bangku terbaiknya yaitu VIP Class dihargai Rp 450.000. Disusul Special Class seharga Rp 300.000, First Class Rp 200.000 dan Second Class Rp 150.000.

Pada pentas berlangsung, penonton hanya boleh memotret Di bangku masing-masing dan tidak diperkenankan menggunakan flash. Berbicara terlalu keras juga tidak boleh.

Pertunjukan dibuka Bersama dua orang narator. Keduanya menyambut hangat penonton dan membacakan sinopsis singkat cerita ramayana Di dua bahasa yakni Inggris dan Indonesia.

Sebelumnya Itu, para penabuh atau pradangga telah memposisikan diri Di atas panggung, lengkap Bersama gamelannya. Para sinden atau Vokalis pun juga telah mengatur posisi duduk lesehan terbaiknya.

Pada narator Mengintroduksi pentas dimulai, gending mulai berkumandang. Para penari tombak masuk sebagai pembuka. Suasana syahdu malam Lebih epik Bersama megahnya Candi Prambanan yang disorot lampu Bersama indah sebagai latar Di panggung.

Aktor Atau Aktris pertunjukan terdiri Di Disekitar 200 orang penari profesional. Berkostum lengkap Bersama gaya Jawa kuno sesuai penggambaran kisan Ramayana. Olahragawan satu persatu masuk menampilkan visualnya Di atas panggung.

Pentas ini menyajikan kisah Ramayana lengkap mulai Di Unggul sayembara Rama atas Sinta, hingga penculikan Bersama Rahwana. Bersama anggun, setiap Olahragawan menafsirkan dialognya Melewati gesture halus yang harus disaksikan secara seksama. Dibagian ini yang tentu menguji fokus penonton agar tidak memalingkan muka Produk Internasional sedetik saja.

Putaran pertama berdurasi Disekitar 60 menit Bersama diakhiri Hanoman yang berhasil membumihanguskan Kerajaan Alengka. Api membakar panggung secara nyata, diiringi nyalanya kembang api yang dibawa Bersama Olahragawan. Panggung Pun menjadi hiruk pikuk hingga narator Mengintroduksi pertunjukkan jeda istirahat Disekitar 15 menit. Penonton dapat memanfaatkannya Sebagai beranjak Di Bangku.

Putaran kedua berlanjut tidak terlalu lama Bersama ditutup Sinta yang berhasil membuktikan kesuciannya. Rama dan Sinta hidup Senang bersama penonton yang mengulas senyum Di sudut bibirnya.

Senyuman pun makin merekah ketika penonton diberi sesi bebas berfoto Bersama Olahragawan Di atas panggung. Tanpa banyak bicara, masing-masing menghampiri karakter favoritnya. Lewat pantauan detikTravel, karakter Rama, Sinta, dan para kera Hanoman menjadi Kandidatteratas penonton Sebagai diajak berswafoto ria.

Pengalaman Hidup Merasakan pentas tanpa dialog ini tak hanya menambah satu lagi moment menyenangkan Di hidup, tapi juga upaya pelestarian Kekayaan Budaya Dunia. Menciptakan kesan indah Berencana cerita legenda lawas Di balutan kemegahan Seni Kekayaan Budaya peran, sungguh memang layak diapresiasi bersama.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tanpa Dialog, Hanya Gending memang Sesyahdu dan Memikat Itu Sendratari Ramayana