Bisnis  

Wanti-wanti Indonesia Gagal Karena Itu Negeri Industri, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat: Cukup Karena Itu Penggali Tanah

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Korinbang, Rachmat Gobel menerangkan, perubahan beberapa kali Permendag, juga menimbulkan ketidakpastian Di investor Di Di negeri. Foto/Dok

JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Kordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel kembali mengingatkan, bahwa Indonesia juga dibanjiri tekstil dan Pengganti Karena Itu Produk Impor yang bermotif kain tradisional Indonesia, seperti motif batik, tenun, sulam, songket, dan lain-lain.

“Ini mestinya dicegah Bersama regulasi yang masih diterima norma Perdagangan Global. Kain tradisional kita itu warisan leluhur. Ada nilai-nilai dan Kebiasaan Global Di sana, bukan hanya soal ekonomi. Jika kita membiarkan hal ini terjadi, lama-lama industri kain tradisional Indonesia punah dan seniman kain Kebiasaan berhenti berkarya. Di jangka panjang, generasi penerus kita menjadi tidak mengerti dan hanya tahu Di museum,” ungkap Gobel.

“Sebagai menghasilkan seniman dan pengrajin kain Kebiasaan itu butuh waktu lama. Dan tiap kain tradisional Memiliki kekhasan masing-masing. Belum lagi hilangnya lapangan kerja dan potensi ekonomi. Karena Itu rugi berlipat akibat kita tak Memiliki visi Kebiasaan Global Di masalah ekonomi ini,” katanya.

Di Samping Itu, Pembantu Ri Perdagangan dan Pembantu Ri Keuangan (Menkeu) mengizinkan lebih Bersama 20 ribu kontainer Produk Internasional Produk Impor Di pelabuhan. Hal itu didahului Bersama terbitnya Peraturan Pembantu Ri Perdagangan No 8/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag No 36/2023 yang Memberi Menenangkan Di produk elektronika, Perawatan tradisional dan Nutrisi Tambahan Kesejajaran, kosmetika dan perbekalan Tempattinggal tangga, mainan, alas kaki, Pengganti Karena Itu dan asesoris Pengganti Karena Itu, Saku, dan katup, yang tidak lagi memerlukan pertimbangan teknis Sebagai masuk Di Indonesia.

Perubahan ketiga ini hanya dilakukan Di hitungan cepat Bersama perubahan kedua, yakni dua bulan. Hal ini tentu saja berdampak Di industri Di Di negeri Sebab pasar Di negeri dibanjiri produk Produk Impor yang sebetulnya sudah diproduksi Di Di negeri.

“Hingga kini tak jelas apa isi kontainer tersebut. Ada yang bilang tiga juta Produk Internasional elektronika yang Di China Merasakan oversupply, ada yang bilang itu bahan baku. Kita tak pernah tahu. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu,” kata Gobel.

Tentang masalah dumping , kata Gobel, semua orang sudah mengetahui bahwa sejumlah Negeri melakukan praktik dumping, khususnya China. “Karena Itu ini bukan Produk Internasional Terbaru. Karena Itu jika kita membiarkan regulasi mencegah praktik dumping kedaluarsa hingga dua tahun, maka kita patut bertanya: ada apa?” katanya.

Menurutnya, industri Indonesia bukan hanya Berusaha Mengatasi parktik dumping, tapi juga suku bunga yang tinggi serta banyaknya pungutan. Ia juga mengungkapkan, Pada ini Produk Internasional Produk Impor dapat Menenangkan dan kemudahan serta berbagai insentif. Sedangkan industri Di negeri justru berbiaya tinggi dan kurang insentif.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Wanti-wanti Indonesia Gagal Karena Itu Negeri Industri, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat: Cukup Karena Itu Penggali Tanah