5 Kebiasaan Malam 1 Suro, Salah Satunya Sedekah Laut para Nelayan

Malam 1 Suro diyakini sebagai malam sakral Untuk kepercayaan Kelompok Jawa. Tak heran jika Ke malam ini banyak Kelompok yang melakukan berbagai Kebiasaan. Foto Ilustrasi/iStock

JAKARTA – Malam 1 Suro diyakini sebagai malam sakral Untuk kepercayaan Kelompok Jawa. Tak heran jika Ke malam ini banyak Kelompok yang melakukan berbagai Kebiasaan.

Malam 1 Suro adalah malam tepat Sebelumnya tahun Terbaru hijriyah Untuk Islam. Hal ini merupakan salah satu perwujudan akulturasi sistem kalender, Ke mana kalender Jawa disesuaikan Bersama nama-nama bulan Untuk tahun hijriah.

Lantaran Memiliki nilai Kekayaan Budaya Dunia yang kuat, banyak mitos yang beredar setiap malam ini datang. Bukan Hanya Itu, beberapa Kebiasaan juga turut dilakukan Bersama mayoritas Kelompok Jawa.

Kebiasaan Malam 1 Suro

1. Tapa Bisu

Kebiasaan malam 1 Suro yang pertama ini umumnya dilakukan Bersama Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Tapa bisu ini dilakukan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta Di malam hari tanpa berbicara alias membisu dan tidak mengenakan alas kaki.

Ritual ini bertujuan menjaga atau mengamankan lingkungan Keraton. Lazimnya Kebiasaan Mubeng Beteng dilakoni Bersama sisi kiri atau barat keraton.

2. Pawai Obor

Hampir semua Area Ke Jawa melakukan Kebiasaan ini Ke setiap malam 1 Suro. Biasanya Kebiasaan ini dilakukan seusai salat isya dan Berencana diikuti Bersama setiap kalangan mulai orang dewasa hingga anak-anak.

Untuk ritual ini, orang-orang Berencana berjalan mengelilingi lingkungan tempat mereka tinggal sambil membawa obor yang terbuat Bersama potongan bambu dan diisi Migas tanah serta potongan kain sebagai sumbu obor.

3. Jamasan Pusaka

Jamasan Pusaka merupakan Kebiasaan rutin memandikan pusaka Bersama Keraton Yogyakarta. Seperti Tombak Kyai Manggolo Murti dan juga Songsong Kyai Manggala Dewa setiap malam pergantian tahun Terbaru Hijriyah.

Prosesi Jamasan Pusaka diawali Bersama kirab pusaka Tombak Kyai Manggolo Murti, Songsong Kyai Manggala Dewa, dan gunungan hasil bumi. Kirab dilakukan Bersama berkeliling desa Bersama diiringi tabuhan alat Alunan tradisional.

4. Sedekah Laut

Kebiasaan Suro ini dilakukan Bersama para nelayan yang tinggal Ke pesisir pantai utara sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki berupa hasil laut yang telah menjadi sumber utama penghasilan mereka.

Perayaan Sedekah Laut biasanya berlangsung Di 2 hari Ke bulan Suro. Peristiwa diawali Bersama kirab ancak. Setelahnya diinapkan satu malam, sejumlah kepala kerbau dan kambing esoknya dilarung.

Prosesi larung sesaji diikuti puluhan kapal ikan, dan biasanya Untuk Untuk Peristiwa ini ratusan warga ikut mengantar sampai Ke Di laut, tempat Ke mana seluruh sesajian diceburkan Ke Di laut.

5. Kirab Suro

Untuk kirab satu Suro, orang-orang berdesak-desakan dan berebut kotoran kebo bule. Kotoran kebo bule Dikatakan dapat membawa berkah dan keselamatan.

Biasanya, prosesi kirab dimulai menjelang Di malam. Di Kirab Suro berlangsung, ratusan orang berkumpul Untuk menunggu kerbau milik keraton melintas. Lalu, mereka pun berebut sesaji.

(tsa)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: 5 Kebiasaan Malam 1 Suro, Salah Satunya Sedekah Laut para Nelayan